Jelang pertarungan besar di Islandia, bintang Valorant Sentinels Tyson “TenZ” Ngo menjelaskan beberapa perbedaan antara gaya bermain Eropa dan Amerika Utara dalam streaming terbarunya.

Siapa TenZ?

TenZ memulai karier Valorant dengan bergabung ke Cloud9. Tak lama dari situ, ia menjadi pemain pertama di Amerika Utara yang mencapai rank tertinggi, Radiant. Secara mekanis, dia adalah salah satu pemain paling berbakat di dunia, tetapi tim tersebut tidak bisa mengimbangi potensinya.

Beberapa hari sebelum berlangsungnya Valorant Masters pertama, Sentinels kehilangan salah satu pemain terbaiknya karena terjerat kasus hukum. Lalu TenZ menjadi nama pertama di daftar kandidat pengganti.

Sentinels win VCT with TenZ
Kredit; Sentinels

Bersama Sentinels, pemain berkebangsaan Kanada terus tampil impresif hingga puncaknya mengatarkan tim menjadi juara Amerika Utara. Lebih hebatnya lagi, pencapaian itu ia raih tanpa latihan panjang. Dirinya hanya memiliki beberapa hari sebelum menerjang turnamen bersama Sentinels. Saat ini mereka sedang bersaing di Valorant Master untuk menjadi yang terbaik di dunia.



Perbedaan pemain Eropa dan Amerika Utara menurut Tenz

TenZ mulai berlatih di Eropa sejak Sentinels tiba di Islandia untuk berkompetisi di VCT Masters Reykjavík, acara LAN internasional pertama untuk VALORANT, Dia sudah menjalani latihan keras dengan scrim melawan sebagian besar tim dan memainkan rangked match. Setelah menjalani match demi match, ia berbagi pemahamannya tentang gaya bermain Eropa.

“Saya merasa pemain Eropa lebih banyak menggunakan otak mereka dan mereka jauh lebih sabar,” kata TenZ.

Mantan pemain CS:GO juga mengungkapkan alasan mengapa para pemain Eropa jarang melakukan push di ranked game. Ia merasa pemain Eropa tidak tahu apa yang harus dilakukan. “Di NA (Amerika Utara), orang-orang sering melakukan rush, tetapi setidaknya mereka melakukan sesuatu bersama-sama. Sedangkan ranked match Eropa, itu sulit dilakukan, terutama jika Anda mendapatkan orang Rusia di tim Anda dan dia tidak berkomunikasi sama sekali,” ujarnya.

Kendala bahasa memang sudah menjadi masalah umum di Eropa karena pemain dari berbagai negara ada di region ini, jadi apa yang dikatakan berusia 20 tahun itu tidak terlalu mengejutkan. Tetapi dia juga mengungkapkan bahwa tingkat toksisitas ternyata lebih tinggi di Eropa daripada di Amerika Utara.

“Orang lebih toxic di UE daripada NA, terutama di rank Immortal (Rank di bawah Radiant yang merupakan peringkat tertiggi di Valorant),” kata TenZ.

Namun, secara keseluruhan TenZ mengakui jika tim Eropa lebih baik ketimbang tim Amerika Utara.

“Setelah bermain di ranked match Eropa, Amerika Utara tampak lebih baik dari Eropa. Namun setelah melewati beberapa scrim, justru Eropa yang terlihat lebih baik,” ungkap Tenz melalui cuitan di Twitter.

VCT Masters Reykjavík berlangsung dari tanggal 24-30 Mei. Kalian bisa menyaksikan tim dari berbagai wilayah bermain melawan satu sama lain secara langsung melalui kanal resmi Valorant Circuit Tour.

BACA JUGA: Pelatih tim juara Valorant Master bicara masalah kesehatan mental