Esports menjadi industri yang sangat digandrungi di beberapa tahun terakhir. Terutama setelah terjadi pandemi yang memaksa sebagian besar orang untuk berdiam diri di rumah dan membuat game jadi primadona hiburan.

Namun, dunia esports yang berkembang pesat juga memberi tantangan baru, khususnya bagi orang-orang yang berperan di belakang layar seperti manajer dan pelatih. Kini mereka dituntut untuk bisa memantau kesehatan para pemain di tengah jadwal yang padat. Tapi tahukah Anda jika selain kesehatan fisik, kesehatan mental juga merupakan aspek kunci dalam mendorong dan membantu pemain profesional untuk mencapai prestasi terbaik.

Apa itu kesehatan mental

Kesehatan mental adalah hal penting di setiap tahap kehidupan, dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Hal itu juga memainkan peran kunci dalam banyak aspek kehidupan seperti hobi, karier, dan hubungan. Sebagai manusia, cara kita merasakan, bertindak, dan berpikir setiap hari menentukan kesehatan mental kita; baik positif atau negatif, tak terkecuali atlet esports.

Layaknya semua orang di dunia ini, banyak pro player mengalami masalah kesehatan mental. Jadwal latihan padat dan tuntutan yang tinggi tak jarang membuat mereka cepat kelelahan secara mental.



Kesehatan mental di kalangan pemain profesional

Musuh sebenarnya bagi para pro player terletak di dua area yang berhubungan dengan kesehatan mental, yaitu kecemasan dan depresi. Berkembangnya industri esports juga berpengaruh langsung pada beban kesehatan mental gamer profesional. Beberapa waktu lalu kita sudah melihat contoh kasus nyata saat salah satu pemain MLBB terbaik Indonesia, Wann, memutuskan untuk rehat setelah mengalami burnout atau kelelahan secara mental.

Wann
Kredit: EVOS Esports

Kesehatan mental juga sudah menjadi fokus utama tim-tim besar di seluruh dunia, salah satunya dalah T1. Tim yang memiliki banyak divisi itu telah mengantongi segudang prestasi, dan itu juga berbanding lurus dengan beban mental yang ditanggung para pemainnya.

Beruntung bagi mereka, David Denis, pelatih tim Valorant T1 adalah seseorang yang memiliki latar belakang psikoterapis, ia memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun sebelum terjun ke dunia esports.

Menurutnya, banyak pemain esport bermasalah dengan kecemasan dan depresi. Itu terkadang datang dari burnout dan tuntutan melelahkan yang diemban pemain profesional.

“Jika Anda mengabdikan seluruh hidup Anda untuk menjadi yang terbaik di bidang esport, akan sangat sulit untuk mendapatkan keseimbangan dalam hidup Anda. Pemain profesional sering kali mengalami pasang surut karier, tidak mudah untuk mempertahankan keseimbangan kesehatan mental terutama saat segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik. Ini adalah masalah yang banyak dialami para pemain,” ungkap Denis.

Kesehatan Mental Pro Player
Kredit: DBLTAP

Permasalahannya, membantu mereka yang terkendala masalah ini bukanlah hal mudah. Stigma negatif seputar masalah tersebut membuat pemain enggan berbicara dan meminta bantuan.

“Pada umumnya pemain khawatir dianggap lemah atau tidak sanggup tampil maksimal jika mereka berbagi dengan orang-orang di sekitarnya. Itu membuat kami kesulitan membantu mereka. Di sisi lain, organisasi juga terkadang mengabaikan masalah kesehatan mental karena mereka tidak mau berurusan dengan masalah semacam ini,” kata David.

Mengatasi masalah kesehatan mental di dunia esports

Meski sangat sulit, bukan berarti masalah kesehatan mental itu mustahil diatasi. David berpendapat berbagi dan menceritakan masalah yang sedang dialami dengan orang di sekitar adalah langkah awal untuk mengatasi hal tersebut.

“Jika Anda memiliki masalah kesehatan mental, sangat penting untuk mencari bantuan. Cobalah untuk berbicara dengan orang yang Anda percayai. Meski sulit, membuka diri tentang apa yang terjadi bisa menjadi hal yang sangat membantu. Namun harus dipastikan orang yang Anda pilih adalah seseorang yang suportif atau bakal memberi dukungan,” ujar David.

Mantan psikoterapis itu juga mengemukakan pandangannya akan harapan untuk komunitas gamer. Ia berkata, “satu hal menarik tentang komunitas gamer, komunitas ini dibentuk oleh orang-orang yang menyukai satu hal yang sama. Jika kita saling mendukung dalam komunitas semacam ini, saya pikir itu bisa menjadi hal yang sangat indah. Dan itu adalah sesuatu yang harus lebih sering kita lakukan untuk mengatasi kesehatan mental.”

BACA JUGA: Mental yang membawa Alter Ego juara ONE Esports MPLI