REKT Gustian menjadi salah satu nama veteran di scene profesional Mobile Legends. Ia sudah aktif bermain sejak MPL ID Season 1.

Karier REKT terbilang konsisten, bahkan dia adalah satu dari sangat sedikit pemain all-role yang ada di Indonesia. Sepanjang kariernya, REKT sudah main di semua role yang ada.

Pada masa keemasannya di season 4, REKT punya julukan si petani karena permainan marksmannya yang begitu tajam. Ia juga sempat bermain menjadi offlaner di season lima dan enam.

Versatilitas REKT menjadi senjata bagi EVOS. Tak terkecuali musim ini. Sempat diprediksi bisa tak dapat tempat seiring banyaknya bintang yang datang, REKT malah kembali jadi andalan.

Tank memang menjadi salah satu role yang paling dibutuhkan EVOS setelah Donkey pensiun. Bajan yang menggantikan posisi sang legenda sepertinya tak terlalu memuaskan untuk Zeys.



Pada MPL ID Season 7 EVOS sampai punya dua tank baru pada diri LJ dan Darkness. Ironisnya malah REKT yang tiba-tiba mengisi role tersebut.

LJ yang terkena covid pada awal musim membuatnya gagal beradaptasi dengan tim dan dicadangkan. Darkness yang sempat main di pekan pertama dan kedua pun belum maksimal.

Sampai REKT hadir di pekan ketiga sebagai tank, barulah rentetan kemenangan EVOS datang. Pemain senior ini benar-benar menjalani tugas dengan sempurna. Kesinambungan dengan rekan-rekannya, terutama Luminaire sebagai support, begitu terjalin.

Saat ini EVOS pun duduk di peringkat kedua dengan 9 poin. Mereka menjelma menjadi tim yang sangat kuat dan ditakuti.

Rekt - Evos Legends
Rekt – Evos Legends Kredit: MPL

Pasca kemenangan melawan Aura Fire 2-0 akhir pekan lalu, Luminaire mengungkapkan kepada media tentang REKT yang jadi tank andalan saat ini.

“Sebenarnya dia menjadi tank karena input dari tim. Saya juga sering minta dia main tank karena di dalam ingame, chemistry partner itu buatnya lama,” ujarnya.

“Tidak ada chemistry yang tiba-tiba instan. Sedangkan chemistry saya dengan dia sudah melekat dari season 4 sampai sekarang. Saya sudah tahu seluk beluk dia, plus minusnya lah.”

“Jadi ketika kami disatukan dalam satu lane harusnya ada advantage lebih buat tim. Karena kalau sudah tahu kepribadian satu sama lain yang dikembangkan bukan lagi soal sikap atau omongan ga enak didengar, sekalipun ngomong kasar sudah pasti didengar satu sama lain,” tutup sosok bernama asli Ihsan Besarik tersebut.

Menarik menanti bagaimana konsistensi EVOS Legends hingga akhir musim. Apakah REKT benar-benar bisa mengangkat gelar keduanya musim ini? Atau tiba-tiba LJ mendapat kesempatan, menengok EVOS juga sudah dipastikan lolos ke playoff.

BACA JUGA: Ferxiic, Bayi Macan penjaga panji EVOS Legends