Sistem franchise league yang dicanangkan Moonton pada Mobile Legends: Bang Bang Professional League season 4 diwarnai pro dan kontra. Ada yang setuju, tapi banyak juga yang menyayangkan.

Mulai musim ini, MPL memakai sistem franchise league yang mana delapan tim yang ikut membayar investasi sebesar Rp15 miliar. Kedelapan tim ini dipastikan akan terus ada di dalam turnamen.

Memang ada kabar yang mengatakan bahwa musim-musim berikutnya bakal ada tim tambahan yang sudah mengantri untuk bermain di MPL. Tentu dengan bayaran investasi yang lebih besar lagi.

Sistem ini seharusnya membuat ada simbiosis mutualisme antara penyelenggara dan tim, terutama soal keuntungan. ONE Esports mencoba menanyakannya kepada CEO Rex Regum Qeon, Andrian Pauline.



Kami mencoba membandingkan turnamen sepakbola di Indonesia, yang mana ada sistem satu persen untuk penyelenggara, sisanya bagi klub. Tapi berbeda dengan MPL. Perbandingannya dipastikan tak semegah itu.

“Kalau di PSSI beda. Sepakbola kan ga perlu diapdet, sementara Moonton harus apdet terus dan perlu cost. Kalau olahraga konvensional mungkin memang segitu (1 persen untuk penyelenggara, sisa untuk klub), terkait persentase, kami tak bisa dibilang gede, tapi cukuplah, fairlah. Nanti kalau semakin banyak timnya juga akan semakin terbagi,” tutur dia.

“Semua yang berhubungan dengan liga, pasti ada persentasenya untuk tim. Seperti itu memang konsep franchise league. Cuma pengeluaran juga tidak sedikit dan mereka kan tidak mensubsidi,” pungkas AP.

BACA JUGA: EVOS lebih pentingkan objektif game ketimbang statistik memikat para pemainnya di MPL