CEO Reality Rift, Ilya Vlasov, mengejutkan dunia Dota 2 Asia Tenggara ketika dia mengumumkan bahwa divisi Dota 2 organisasi tersebut telah dibubarkan. Menurut Vlasov, ada tiga alasan mengapa organisasi itu memutuskan untuk membubarkan roster Dota 2-nya.

Alasan pertama adalah pembatasan perjalanan yang membuat manajemen kesulitan, pasalnya pandemi global COVID-19 menjadi kendala besar bagi para pemain untuk bisa bepergian tanpa kendala dari rumah ke GH tim di Malaysia.

Kemudian, manajemen Reality Rift yang berbasis di Singapura juga tidak bisa mendampingi secara langsung untuk memastikan semua proses berjalan dengan baik.

Lalu, alasan terakhir adalah DPC 2019/20 yang ditunda karena pandemi COVID-19. Dengan tidak adanya turnamen Minor dan Major, Vlasov menilai tim telah kehilangan motivasinya.

“Jika tidak ada musim resmi, tidak ada motivasi nyata. Meskipun tidak sedikit yang mengatakan bahwa pemain profesional harus berusaha sekeras mungkin memenangkan setiap pertandingan.”



Organisasi ini menginvestasikan setahun penuh untuk mengembangkan tim Dota 2, dan berencana untuk mulai memonetisasi tim di tahun kedua. Namun, akibat pandemi COVID-19, Reality Rift menghadapi kendala anggaran karena mereka harus beroperasi dengan kapasitas 25 persen saja.

Terlepas dari keputusan Reality Rift, Vlasov menyebutkan bahwa mereka berpotensi untuk kembali di tahun 2021. Sementara itu, baik Wong “NutZ” Jeng Yih dan Lee “kYxY” Kong Yang, mereka akan berstatus free-agent mulai 1 September. Sedangkan Ravdan “Hustla” Narmandakh dan Vincent ” AlaCrity ”Hiew Teck Yoong masih terikat kontrak, Reality Rift pun terbuka untuk membahas peluang potensial bagi kedua pemain tersebut.

Reality Rift telah berkompetisi dalam beberapa turnamen non-DPC tahun ini, termasuk ONE Esports Dota 2 SEA League, ESL SEA Championship 2020, BTS Pro Series SEA, ESL One Birmingham 2020, dan OMEGA League: Asia Divine Division.

BACA JUGA: Bagaimana nasib 23savage selanjutnya?