Asia Tenggara boleh menegakkan kepala karena X10 yang menjadi perwakilan wilayah ini berhasil menggemparkan scene internasional Valorant. 

Setelah memberikan perlawanan hebat kepada Team Vikings, tim ini menghabisi Crazy Raccoons 2-0 di lower bracket dan keberhasilan tersebut tidak lepas dari permainan efektif dan penuh perhitungan yang disuguhkan oleh Patiphan. 

Melihat performa penuh energi dan begitu menghibur di atas panggung, rasanya agak sulit membayangkan jika Patiphan Chaiyawong, remaja berusia 17 ini, berada di situsai yang sangat berbeda pada tahun lalu. 

Di wawancara eksklusif berseama ONE Esports Thailand, Patiphan berbagi cerita bagaimana Valorant telah mengangkatnya dari titik terendah kehidupan. 

Patiphan melesat dari Overwatch ke Valorant

Semangat Patiphan untuk berkompetisi sudah terlihat di usia yang masih muda saat dia mewakili Thailand di Overwatch World Cup 2018 dan Overwatch Contenders pada usia 14.

Dia seharusnya mentas di Overwatch League berseama Paris Eternal, namun karena masih di bawah umur, dia hanya bisa dimasukkan ke tim kedua Paris Eternal yaitu Eternal Academy. Terbang ke Paris seharusnya dapat diwujudkan namun pandemi Covid-19 membuyarkan semua harapan. 

“Saya senang berkompetisi, jadi situasi itu telah menghancurkan saya,” ujarnya pada ONE Esports. “Saya kehilangan arah selama enam bulan karena tidak melakukan apapun. Saya sanat sedih. Saya tidak dapat tidur, dan menjadi sangat kurus. Saya tenggelam dalam depresi. Saya harus menemukan sesuatu yang bisa membuat saya lebih baik.”



Jawaban dari itu semua dalah Valorant. Meskipun dia tidak yakin berganti game adalah pilihan yang jitu apalagi kariernya di Overwatch sedang meningkat. 

“Saya sudah terbiasa dengan Overwatch, saat itu saya tidak yakin apakah harus berhenti atau meneruskan karier,” lanjutnya. “Saya tidak tahu apakah punya masa depan bersama Valorant. Saya juga tidak percaya diri. Apakah saya akan tetap bagus di game baru ini? Karier saya di Overwatch lebih aman sementara di Valorant saya harus memulai semuanya dari awal.”

Energi besar Patiphan telah membuatnya yakin dan membentuk tim Valorant pertamanya, yaitu Thailand Attitude, yang kemudian melebur diri dengan tim esports Thailand lainnya MiTH menjadi MiTH Attitude. 

MiTH Attitude berhasil merajai sejumlah kejuaraan termasuk ESL Thailand Championshio 2020 (First Strike: Thailand) dan kemudian Patiphan membidik target yang lebih besar. 

Menaklukkan dunia bersama X10 

Ketika berhasil meletakkan pondasi kuat di scene Valorant sebagai pemain top, tim esports X10 datang memanggil. 

“Pada awalnya banyak orang yang mengkhawatirkan saya karena X10 dikenal berlatih sangat keras,” lanjunya. “Tetapi saya juga memang terbiasa berlatih keras. Saya pernah mengalaminya dan saya pikir semua tim harus punya standar yang sama seperti X10.”

Dengan tambahan tenaga dari Patiphan, X10 mendominasi VCT SEA Playoff dan menjadi tim elit Valorant di SEA. Hanya dengan berlatih bersama selama dua bulan, mereka sekarang berdiri sejajar dengan tim-tim terbaik Valorant dunia. Bagi Patiphan, ini adalah kemenangan terbesar dalam hidupnya. 

“Tahun lalu saya ada di titik terendah dalam kehidupan. Saya menolak untuk terpuruk,” paparnya. “Saya hanya ingin bermain. Sekarang saya merasa semua baik-baik saja. Semua sudah kemblai, segalanya berjalan ke arah yang lebih baik.”

Duelist? Controller? Sentinel? Semua dimainkan Patiphan

Nama Patiphan melesat di Masters: Reykjavik berkat kemampuannya melakukan kill di situasi penting dan kehebatannya memainkan semua role. 

Dari memainkan Jett secara istimewa hingga merajalela dengan Sage. Patiphan sekarang berhasil mendulang banyak fans, bahkan pemain besar seperti TenZ melayangkan pujiannya. 

Di laga lower bracket X10 lawan Crazy Raccoons, Pathipan membuat semua orang melompat saat menggunakan Viper, padahal saat itu adalah kali pertama baginya menggunakan agen tersebut di sebuah turnamen resmi. 

Sebagai tambahan, dia juga menjadi idola penonton berkat aksi antiknya di panggung dan entrance yang bakal dicatat di sepanjang sejarah esports Valorant. 

Dengan pencapaian istimewa X10 di Islandia, tidak ada pilihan lagi bagi Patiphan kecuali untuk terus gemilang. Fans Esports di seluruh dunia sekarang tahu namanya dan tidak sabar menanti magis yang akan dihadirkannya lagi di scene kompetitif Valorant. 

BACA JUGA: Riot menjawab kritik Shroud soal matchmaking 5 pemain di Valorant