Berbicara soal player-player profesional esports, kemampuan mereka memainkan game-game tertentu adalah di atas rata-rata.

Banyak yang berpikir bahwa para atlet ini memang menghabiskan banyak waktu di dalam ingame. Berlatih terus bahkan melupakan sejenak kehidupan riil mereka.

Faktanya tidak seperti itu. Ketua Indonesia Esports Association (IESPA) DKI, Erlangga Putra, pada acara Exp Esports Academy, berkata bahwa Anda bukan atlet esports kalau main di atas empat jam.



“Anda salah kalau bermain lebih dari enam jam. Bermain selama itu berarti Anda semua gamer bukan atlet. Pengalaman pribadi saya, kala itu saya mengalahkan juara Thailand (FIFA) karena mereka sudah main berjam-jam sedangkan saya baru datang. Mereka kelelahan duluan,” tuturnya.

“Sebagai atlet, ingame latihan hanya tiga sampai empat jam sehari sesuai technical book. Setelah itu baru latihan fisik, brainstorming, segala macam. Karena apa? Fisik yang prima, fokus kalian terjaga.”

“Sama seperti ketika kita main FIFA, kalau Ronaldo staminanya habis masih bisa dimainkan tidak? Tak akan maksimal. Sama seperti gamer kalau staminanya tidak ada, sulit untuk main. Simpel kan?”

“Latihan fisik menjadi penting agar bisa fokus terus mainnya. Ingame cuma 2-4 jam, sisanya bisa untuk gym, lari, brainstorming, dan lain-lain,” tutup dia.

BACA JUGA: JessNoLimit: Esports Indonesia butuh federasi resmi dari pemerintah, jangan berkubu-kubu