Fanny Cynthia alias Funi merupakan salah satu pemain ladies Mobile Legends paling tenar saat ini. Popularitasnya begitu tinggi di mata fans ketimbang pemain wanita lain.

Tak hanya karena punya perawakan yang cute, tapi dalam bermain pun kualitas Funi di atas pemain wanita pada umumnya. Dia bisa dibilang kunci juara EVOS Lynx di WSL Season 1.

Tapi nasib berbeda dirasakan Funi pada season 2. Kembalinya Winda Earl membuat Funi yang di season 1 bermain tank, harus menerima kenyataan kembali ke bangku cadangan.

Apalagi Funi juga kini lebih fokus bermain support, walau sempat berkata siap menjadi tank kembali jika dibutuhan tim.

Kepada ONE Esports, Funi mengaku bahwa role aslinya adalah support. Dan dia sadar butuh waktu belajar karena tak mudah melangkahi Jennie yang juga sedang on-fire saat ini.



Funi memang terlihat baik-baik saja dengan perannya sekarang. Tapi ia mengakui sempat sedih ketika harus tahu kembali menjadi pelapis di roster Lynx.

“Awalnya aku sih pasti ada rasa sedihnya kalau tidak main gitu. Cuma makin ke sini mindsetku berubah. Kalau memang tak dimainkan ya aku harus belajar lebih supaya coach pilih aku,” jelasnya eksklusif.

Salah satu masalah Lynx sebelum Earl comeback adalah tak ada shoutcall yang mumpuni. Hal ini memaksa Caramel sang jungler lah yang mengambil peran. Sesuatu yang sangat langka ketika core menjadi shoutcaller secara bersamaan.

WSL SIGNING JERSEY

Alasan tersebut yang membuat Funi mengerti mengapa Earl masih sangat dibutuhkan tim. Karena memang bisa mengarahkan EVOS Lynx.

“Justru aku ingin Ci Winda main supaya gamenya lebih rapi saja. Dia kan lebih senior sehingga bisa mengarahkan game gitu,” katanya.

“Soalnya di season 1 itu shoutcall kami datangnya dari Caramel. Kan kasian kalau core ngerangkap mekanik dan shoutcall,” tutup dia.

BACA JUGA: 4 alasan Ferxiic harus cepat-cepat dipromosikan ke EVOS Legends