Beberapa waktu lalu, scene profesional Mobile Legends: Bang Bang di Tanah Air dikejutkan kabar James Chen melepas jabatannya sebagai pelatih tim juara bertahan MPL Indonesia, RRQ Hoshi.

Pengumuman tersebut dirilis tidak lama setelah gelaran M2 World Championship di Singapura tuntas di mana RRQ Hoshi untuk kali kedua tidak kuasa mewujudkan ambisi menjadi Raja dari Segala Raja MLBB di level dunia.

Kegagalan tersebut mestinya tidak sontak membuat posisi Jamesss sebagai arsitek tim terancam, mengingat juru taktik asal Singapura tersebut punya sederet prestasi mentereng bersama RRQ Lemon dan kawan-kawan.

Dengan modal beragam koleksi sabuk juara sebelumnya, keputusan itu terbilang mengagetkan, apalagi  kepada ONE Esports Jamesss sempat mengeluarkan isyarat adanya perombakan di tubuh RRQ Hoshi untuk MPL Indonesia Season 7. Namun, ternyata perubahan juga terjadi di sektor pelatih.

ONE Esports kemudian mendapat kesempatan untuk berbincang dengan Calvin, salah satu petinggi Team RRQ, dan sang co-owner tim menjernihkan segala kabar yang beredar terkait episode ini.

“Jamesss telah mengambil keputusan mundur sebelum M2 dimulai karena ingin menuntaskan pendidikan,” buka Calvin.



“Saat M1, kami berhasil meyakinkan James bergabung sehingga untuk sementara dia harus menunda pendidikan. Apa yang terjadi setelahnya adalah sejarah, kami berhasil meraih sederet trofi bergengsi.”

“Usia Jamesss juga sudah tidak lagi muda (untuk ukuran esports), dia ingin mempersiapkan diri untuk masa depan setelah petualangannya di esports selesai. Dengan menuntaskan pendidikan, maka ke depannya Jamesss bakal punya lebih banyak opsi untuk berkarier di industri yang berbeda.”

Credit: RRQ Hoshi

Calvin lalu bercerita lebih jauh dengan menyebut keputusan Jamesss berhenti bukan berarti dunia esports tidak menjanjikan.

“RRQ sebagai sebuah tim selalu terbuka pada berbagai hal. RRQ bukan hanya soal bermain game, tetapi masih banyak hal lagi yang dapat dilakukan di belakang layar, kami bekerja bahu-membahu demi merealisasikan mimpi,” lanjutnya.

“Kami juga membahas dengan Jamesss soal kemungkinan bekerja di level manajemen. Dia tidak pernah mengatakan berkarier di dunia esports tidak stabil, namun dia punya harapan dapat menjaga segala kemungkinan di masa depan.”

Jamesss, diterangkan oleh Calvin, punya peran besar terhadap perjalanan perkembangan Team RRQ sebagai sebuah tim, di mana tim ini sekarang bisa dianggap sebagai salah satu organisassi esports terbesar di Indonesia, bahkan mungkin Asia Tenggara.

“Jamesss bergabung ke RRQ saat scene MPL masih sangat muda. Ketika itu tidak banyak tim yang memiliki pelatih, mungkin hanya EVOS dengan Zeys sebagai pelatih profesional,” terangnya.

“Apa yang telah diberikan James kepada RRQ? Dia membawa sebuah sistem kerja sehingga segalanya lebih terstruktur, seperti bagaimana seharusnya pemain berlatih, penjadwalan, scrim, hingga bagaimana cara mengeluarkan potensi terbaik dari semua pemain.”

“Saya pikir itu semua terbukti berhasil. Gelar MPL Season 5, MPL Invitational 4 Nation Cup, lalu MPL Season 6 di mana RRQ berhasil juara back-to-back yang pertama.”

“Jamesss telah menyuntikkan sebuah sistem profesional pada RRQ yang mudah untuk diikuti. Dia mempelajari lawan dengan seksama, draft kami meningkat setelah kedatangannya.”

“Itulah mengapa saya merasa Jamesss bisa dikatakan sebagai salah satu faktor kunci keberhasilan RRQ,” tandasnya.

RRQ akan memulai petualangan mempertahankan status penguasa Land of Dawn di Indonesia pada akhir Februari nanti seiring dengan bergulirnya MPL Indonesia Season 7. Namun, kali ini mereka harus berpetualang dengan nakhoda yang berbeda, yaitu RRQ Acil, sang mantan pelatih yang kini kembali ke pelukan Raja dari Segala Raja.

Seperti apa kehidupan RRQ Hoshi setelah kepergian Jamesss? Apa target mereka di MPL Indonesia Season 7? Nantikan hasil wawancara kami bersama Calvin berikutnya.

BACA JUGA: MPL ID Season 7 dimulai 26 Februari 2021, media day sudah berjalan