VALORANT dijadwalkan untuk di-launching pada 2 Juni mendatang dengan perubahan besar pada sistem pendeteksi cheat mereka, Vanguard.

Selama masa closed beta, tim developer melakukan ban secara manual terhadap ribuan cheater tanpa menggunakan sistem auto-ban, dan Riot mengonfirmasi jika hal tersebut akan berubah saat VALORANT diluncurkan nanti.



Sebelum menerapkan sistem auto-ban, Riot telah mendedikasikan tim khusus untuk mempersiapkan sistem tersebut agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam mengeksekusi pemain, terutama dalam kasus dengan sanksi ban di tingkat hardware.

“Dalam perkembangan sistem keamanan VALORANT, Vanguard, kami telah menerima banyak masukan yang membantu kami untuk memahami apa itu cheat dan bagaimana bentuk dari cheat. Oleh karena itu, kami yakin bisa menghalangi cheat masuk ke dalam game,” ungkap Riot.

Hingga saat ini Riot mampu melacak para cheater dengan mengidentifikasi laporan dan melakukan ban secara manual berdasarkan review tim anti-cheat. Dari seluruh region yang meliputi Amerika Utara, Eropa, Brasil, dan Korea, terdapat lebih dari 10.000 cheater yang telah di-ban.

“Seperti pada game lainnya, kami menjamin jika VALORANT akan bebas dari cheater. Itu adalah komitmen kami yang tidak akan berhenti meski kalian melupakannya,” tutup Riot.

Ketika VALORANT resmi diluncurkan Juni nanti, Riot jelas bertekad untuk lebih agresif dalam memberantas hama cheater dengan menerapkan sistem auto-ban yang jelas akan bekerja lebih cepat dari pada tim anti-cheat.

BACA JUGAGodsent masuki esports Valorant dengan hadirkan tim wanita pertama