Di perhelatan edisi keenam turnamen Dota 2 terakbar, The Internasional, Valve kembali torehkan prestasi dengan memecahkan rekor jumlah hadiah esports terbesar di dunia.

Turnamen yang digelar pada tahun 2016 itu menunjukkan peningkatan drasti dalam segi keproduksian, yang paling mengagumkan adalah augmented reality di tengah arena turnamen. Fitur itu menampilkan versi 3D dari fase draft saat pertandingan berlangsung.

Gemuruh penonton semakin menggila ketika dua hero baru diperkenalkan, Underlord dan Monkey King. Namun menu utama event tersebut tentunya adalah aksi-aksi kelas dunia dari para pemain top. Untuk itu kami rangkum tiga momen terbaik di The Internasional 2016.


Comeback Mega Creep Pertama Dalam Sejarah TI

Evil Geniuses berhasil menjadi tim pertama di The Internasional yang mampu melakukan comeback meski digempur oleh mega creep, tepatnya pada upper bracket match kontra EHOME.

EHOME mendominasi early game dan terus meningkatkan momentumnya hingga memimpin 40 ribu raihan networth saat memasuki fase late game. Meski EHOME berhasil memporak-porandakan barak EG, mereka selalu gagal menghancurkan throne lawan.

Keberhasilan upaya bertahan EG tidak lepas dari peran penting Universe yang menggunakan Faceless Void dan tentunya sang MVP SumaiL bersama Mirana-nya. Pemain kelahiran Pakistan itu menjadi MVP berkat catatan KDA impresif 20/5/19 dan 43 ribu networth.



200 HP Throne Comeback

Evil Geniuses yang datang dengan titel juara bertahan menunjukkan kapasitasnya dengan baik. Selama fase grup, tim ini hanya mengalami satu kekalahan saja, yaitu saat berhadapan dengan Alliance.

Momen tak terlupakan pada pertandingan ini bukanlah saat Evil Geniuses menelan kekalahan pertamanya di fase grup, melainkan momen di mana Alliance berhasil melakukan comeback meski Throne mereka hanya menyisakan 200 hp saja.

Momen itu bermula saat Evil Geniuses membantai Alliance dan hanya satu pemain yang selamat, yaitu carry “Loda”. Lalu sang juara bertahan mencoba menutup pertandingan dengan langsung menyerang Throne lawan. Kedua support Alliance, Akke dan EGM, yang baru saja spawn berusaha mati-matian melindungi Throne bersama carry-nya.

Akke dengan Lich-nya terus memberikan Ice Armor pada Throne untuk memperlambat agresi lawan, sementara EGM yang gunakan Ogre Magi tak henti-henti melancarkan stunt demi stunt.

Berkat kedua support tersebut, Alliance berhasil bertahan hingga akhirnya menang.


w33 4 Man Reverse Polarity

Tahap ketiga lower bracket The International 2016 mempertemukan dua tim kuda hitam, Digital Chaos dan TNC. Tim yang digawangi pubstar, Aliwi “w33” Omar, harus menelan kekalahan dari TNC di game pertama.

Memasuki game kedua, w33 memutuskan untuk memilih hero Magnus yang jarang ia gunakan dalam pertandingan profesional, namun keputusan berani itu ternyata berbuah manis. Aksi w33 dimulai saat memasuki fase late game di menit ke-41.

Diawali kegagalan Digital Chaos melakukan gank pada offlaner lawan, TNC tak mau membuang kesempatan untuk balik menyerang. Naasnya, TNC tidak menduga jika w33 diam-diam menunggu momen tepat untuk melancarkan skill ultimate Reverse Polarity (RP). Ketika momen yang ditunggu tiba, w33 langsung melancarkan RP dan menangkap empat hero TNC. Team-Fight itu berujung kemenangan untuk Digital Chaos di game kedua.

Berkat momentum yang terbentuk di game sebelumnya, Digital Chaos menang mudah di game ketiga dan melaju ke ronde selanjutnya.

BACA JUGA: Beyond the Summit hadirkan turnamen Dota 2 BEYOND EPIC untuk region Eropa-CIS dan Cina