Bagi mereka yang tidak familiar dengan industri esports, pasti akan sulit membayangkan bagaimana bisa sebuah turnamen dapat menyajikan prizepool yang hanya dapat dilampaui oleh event-event olahraga besar di dunia. Namun, The International (TI) bisa mewujudkannya.

Sejarah mencatat bahwa hingga naskah ini tayang, gelaran The International 2019 (TI9) di Shanghai, China, merupakan turnamen esports dengan jumlah prizepool tertinggi yang pernah ada sebesar US$34.330.068 atau lebih dari Rp489 miliar.

Bagaimana bisa The International mencapai titik ini? Melalui naskah ini kita akan menyelami bagaimana The International mampu berulang kali memecahkan rekor prizepool dari waktu ke waktu dan akan kembali dipecahkan pada gelaran TI10 yang akan digelar di Bucharest, Rumania, pada awal Oktober 2021.


Awal gelaran The International sudah hadir dengan prizepool besar

Pada Agustus 2011, Defense of the Ancients (DotA) pertama kali menjadi esport ketika penerbit Valve Corporation meluncurkan Dota 2 melalui turnamen senilai US$1,6 juta di event Gamescom selama lima hari di Cologne, Jerman. Dengan demikian, lahirlah Dota 2 The International.

Sebanyak 16 tim Dota 2 terbaik di dunia pada saat itu berpartisipasi dalam event yang ternyata sukses menjadi salah satu acara paling penting di esports, di manan Natus Vincere (Na’Vi) dari Ukraina berhasil membawa pulang hadiah utama sebesar US$1 juta usai mengalahkan wakil China, EHOME.

Pada saat itu, turnamen-turnamen esports biasanya “hanya” menghadirkan prizepool yang berkisar beberapa ratus atau ribu dolar. Masih jarang ada turnamen yang menghadirkan prizepool US$100.000 atau lebih. Jadi apa yang dihadirkan di The International adalah sesuatu yang tidak terpikirkan pada saat itu.

Bagi Valve, menghadirkan prizepool fantastis untuk turnamen Dota 2 ini diprediksi akan menghadirkan banyak perhatian, di samping basis pemain yang sudah sangat besar dari MOD Warcraft III DotA yang telah beralih ke Dota 2.

The International, Natus Vincere, Na'Vi, TI1
Kredit: Valve Corporation

Pada iterasi berikutnya dari turnamen TI, The International 2012 (TI2) yang digelar pada 26 Agustus hingga 2 September 2012 di Benaroya Hall, Seattle, Amerika Serikat, mereka kembali hadir dengan prizepool US$1,6 juta untuk diperebutkan oleh 16 tim peserta, di mana Invictus Gaming berhasil menjadi juara usai mengandaskan Na’Vi di grand final.

Hebatnya lagi adalah, meskipun secara teknis Dota 2 masih dalam tahap “beta” pada saat itu, game ini telah berhasil mengukuhkan dirinya sebagai salah satu judul esports utama di dunia. Pertumbuhan Dota 2 sebagai esport pun terus berkembang dan makin membesar.


Hadirnya Compendium di The International 2013

The International, Compendium TI3
Kredit: Valve Corporation

Pada gelaran The International 2013 (TI3), Valve untuk kali pertama memperkenalkan The International Compendium, sebuah buku digital interaktif tentang turnamen ini yang dirancang seperti Panini atau buku stiker pemain yang populer di sepak bola, basket, dan baseball.

Setiap pembelian Compendium ini akan meningkatkan sebesar US$2,50 dari basic prizepool yang telah ditetapkan oleh Valve sebesar US$1,6 juta.

Selain itu mereka juga memperkenalkan “stretch goal” yang dimaksudkan untuk membuka lebih banyak item dan bonus untuk pemain yang memiliki Compendium, juga untuk meningkatkan prizepool turnamen.

Meskipun mereka sukses meningkatkan prizepool TI3 menjadi lebih besar, sebenarnya mereka gagal mencapai tujuan Compendium. Jumlah akhir prizepool TI3 mencapai US$2.874.381 berkat Compendium.

Pada edisi ini, hadiah utama sebesar US$1.437.190 berhasil dibawa pulang oleh Alliance setelah sukses mengalahkan Na’Vi dalam lima seri grand final yang mendebarkan.

Meski gagal mencapai target di TI3, Valve terus merilis Compendium untuk iterasi 2014 dan 2015 dari The International, di mana pada setiap edisi, prizepool yang terkupul selalu mampu melebihi edisi sebelumnya dengan selisih yang substansial.

TI4 jauh melebihi dari target prizepool TI3 setelah membengkak menjadi US$10.923.977, di mana hadiah utama senilai lebih dari US$5 juta berhasil dibawa pulang oleh Newbee sebagai juara.

Di tengah spekulasi apakah event ini masih bisa melanjutkan pertumbuhan prizepool-nya yang spektakuler, The International 2015 (TI5) berhasil menjawabnya dengan memiliki prizepool sebesar US$18.429.613, juga dengan bantuan Compendium.

Di sisi lain, Valve juga membuat beberapa perubahan dalam distribusi hadiah pada TI5 dengan membuat semua tim yang tampil di ajang ini bisa membawa pulang uang berdasarkan posisinya masing-masing di turnamen.

Pada TI5, Evil Geniuses berhasil menjadi juara dan membawa pulang bagian terbesar dari prizepool ini sebesar US$6.634.661.

The International, Evil Geniuses TI5
Kredit: Valve Corporation


Dimulainya crownfunding Battle Pass Dota 2 di TI6

Dimulai dengan The International 2016 (TI6), Valve mengganti Compendium dengan Battle Pass, yang menawarkan banyak quest, achievement, dan reward in-game lainnya bagi setiap pemain yang membeli Battle Pass.

Berbeda dengan Compendium, Battle Pass ini menghilangkan stretch goal crowdfunding dari turnamen sebelumnya. Hadiah langsung diberikan kepada pemilik segera setelah pembelian Battle Pass.

Kredit: Valve Corporation

Jika pada setiap pembelian Compendium, prizepool TI akan meningkat sebesar US$2,50, melalui Battle Pass ini Valve menyisihkan 25 persen dari total pendapatannya untuk prizepool The International.

Battle Pass yang baru menghasilkan prizepool US$20.770.460 untuk TI6, di mana bagian terbesarnya berhasil direbut oleh Wings Gaming sebagai juara sebesar US$9,1 juta.

Dengan hanya lebih besar US$2 juta dari edisi TI5, banyak pihak yang percaya bahwa sistem Battle Pass pada TI6 ini dianggap tidak berhasil. Di sisi lain, Valve menilai bahwa hal ini akan menghadirkan pertumbuhan prizepool TI yang semakin stabil dari waktu ke waktu.

Awalnya, banyak pihak yang berpikir bahwa prizepool di The International 2017 (TI7) akan memiliki jumlah yang lebih kecil dari TI6, tetapi hal tersebut berhasil dibungkam dengan munculnya angka US$24.787.916 sebagai prizepool TI7 melalui Battle Pass. Kali ini bagian terbesar senilai US$10.8 juta berhasil diraih oleh Team Liquid.


TI8 menjadi pengembangan prizepool terkecil

Gelaran International 2018 (TI8) menjadi pengembangan prizepool paling kecil sejak diberlakukannya Battle Pass, di mana hanya terkumpul US$25.532.177 atau kurang dari satu juta dollar AS jika dibandingkan dengan TI7.

Meski tetap meningkat, hal ini menghadirkan tekanan tersendiri bagi Valve dari fan. Untungnya, gelaran TI8 menjadi versi terbaik dari turnamen tersebut hingga saat ini, dalah hal persaingan setiap tim.

Tim underdog dari Eropa, OG, sukses menjadi juara usai mampu mengalahkan PSG.LGD di grand final yang begitu legendaris dan membawa pulang bagian terbesar dari prizepool sebesar US$11,2 juta.

Sementara pada TI9, The International tampaknya tengah terancam kehilangan status mereka sebagai pemilik prizepool tertinggi sepanjang sejarah esports setelah Fortnite: Battle Royale mengumumkan bahwa event Fortnite World Cup mereka akan memiliki prizepool sebesar US$30 juta.


The International kembali ke posisi terdepan

Pada 21 Juli, dengan lebih dari sebulan tersisa untuk crowdfunding melalui Battle Pass, TI9 berhasil mengejutkan dunia esports sekali lagi. Mereka sukses mengumpulkan lebih dari US$31 juta sebelum turnamen digelar.

Berkat sejumlah hadiah Battle Pass, seperti paket Immortal Treasure ketiga yang kala itu belum dirilis, menghadirkan peluang prizepool TI9 untuk terus berkembang, hingga akhirnya mencapai angka US$34.330.068.

Sulit membayangkan bahwa event esports lainnya, bahkan saat itu ada keraguan bahwa The International 2020 dapat melampauinya. Namun sekali lagi, tidak ada yang bisa memperkirakan seperti apa prizepool TI berikutnya.

Kini semua rekor tersebut akan kembali dipecahkan melalui THe International 10 (TI10) yang rencananya akan digelar pada 7-17 Oktober 2021 dengan prizepool sebesar US$40.018.195, di mana tim juara akan membawa pulang US$18.208.300! Jumlah ini mungkin akan sangat sulit untuk bisa dipecahkan lagi oleh mereka pada iterasi berikutnya.

The International, Prizepool TI10

Jadi, bisa dikatakanbahwa implementasi Valve dari crowdfunding berbasis Compendium dan Battle Pass ini adalah kunci bagi mereka untuk menciptakan sejarah prizepool terbesar sepanjang sejarah esports. Di sisi lain, hal ini juga menunjukkan bahwa komunitas Dota 2 di seluruh dunia sangat besar dan berdedikasi tinggi dalam mewujudkan sejarah ini.

Meskipun League of Legends (LOL) saat ini mungkin telah menjadi game MOBA yang lebih populer, tetapi jutaan pemain dan penggemar Dota 2 di seluruh dunia, mulai dari MOD Warcraft III pada 2000-an, adalah alasan sebenarnya mengapa esports terus berlanjut, tumbuh, dan memecahkan rekor.


Apa kalian masih belum puas menyaksikan aksi Dota 2? Lihat film dokumenter Heroes of the Game yang dipersembahkan oleh foodpanda ini.

BACA JUGA: “Haul of the Hoof” – Animasi Short Film Contest Dota 2 TI10 paling menyentuh