BOOM Esports bisa dianggap sebagai tim Dota 2 terbaik dari Indonesia dan merupakan salah satu kompetitor utama yang berpartisipasi di turnamen ONE Esports Dota 2 SEA League. Di sepanjang 2020, Randy “Dreamocel” Muhammad Sapoetra dkk sudah begitu berkembang pesat.

Tim Dota 2 BOOM Esports kini telah mampu berbicara banyak di beberapa turnamen online. Bahkan sebelum Dota Pro Circuit (DPC) 2019-2020 dihentikan akibat pandemi COVID-19, Dreamocel dkk sukses finis di posisi keempat pada StarLadder ImbaTV Dota 2 Minor Season 3.

Kini BOOM Esports bisa disandingkan dengan tim-tim besar Dota 2 Asia Tenggara lainnya seperti Fnatic, TNC Predator, dan Geek Fam. ONE Esports pun mendapat kesempatan untuk berbincang dengan Dreamocel yang merupakan hard carry BOOM Esports tentang faktor apa yang membuat mereka bisa begitu berkembang seperti saat ini

“Saya pikir semua itu karena kehadiran pelatih baru kami, Aaron” Clairvoyance “Kim. Dia adalah mantan pelatih Alliance (di StarLadder Dota 2 Minor Minor), cukup bagus dalam menyusun draft serta membantu kami di mid game, dan membuat kami memiliki permaian yang cepat,” ucap Dreamocel kepada ONE Esports.

Ketika ditanya tentang tim mana yang mereka begitu ia nantikan untuk bisa dimainkan di dalam turnamen ONE Esports Dota 2 SEA League, Dreamocel menyebut nama Fnatic. Pasalnya, pemain asal Semarang itu mengaku sangat menyukai tim tersebut dalam hal gaya bermainnya.

“Pertandingan itu akan selalu menjadi pengalaman berharga bagi kami untuk terus belajar. Namun, kami selalu memperlakukan semua tim dengan cara yang sama. Tidak ada pengecualian,” kata Dreamocel.



Secara pribadi, Dreamocel pun mengaku bahwa sebagai pemain save lane di BOOM Esports, ia sangat senang untuk berhadapan dengan Daryl Koh “iceiceice” Pei Xiang. “Selalu ada hal-hal kecil yang dapat Anda pelajari saat bermain melawannya.”

Selanjutnya Dreamocel pun mengungkapkan pandangannya tentang kondisi scene kompetitif Dota 2 saat ini yang harus digelar secara online akibat COVID-19. Ada beberapa hal yang ia syukuri karena pertandingan digelar secara online, tetapi secara keseluruhan ia begitu merindukan turnamen LAN.

“Bermain secara online benar-benar berbeda dalam hal suasananya. Bagi saya 50-50. Di satu sisi, kami senang karena kami dapat beristirahat (di rumah). Namun di sisi lain, tidak ada turnamen LAN major,” tutur Dreamocel.

Dengan hadirnya banyak turnamen online, Dreamocel mengaku sangat senang karena bisa selalu bertanding menghadapi tim-tim lainnya. Namun, hal ini juga mengganggu proses perkembangan tim untuk menjadi lebih baik karena tak memiliki cukup waktu untuk berlatih dan istirahat.

“Tim perlu bekerja secara efisien dalam hal menonton tayangan ulang dan mencoba hero baru untuk digunakan di turnamen. Selain itu, tidak ada waktu bagi kami untuk beristirahat, meski hanya sejenak.

Tak mengherankan jika Dreamocel mengungkapkan hal tersebut. Dari waktu ke waktu mereka terus disibukkan dengan banyaknya turnamen online yang jaraknya cukup berdekatan antara satu dengan lainnya dalam beberapa bulan terakhir.

BACA JUGA: Inilah bracket playoff ONE Esports Dota 2 SEA League