Riot Games sebagai developer Valorant akhirnya mengatasi salah satu permasalahan terbesar yang ada di dalam game dengan menghadirkan patch baru demi menghadirkan penyesuaian untuk “moving while shooting” alias “bergerak sambil menembak” dengan menggunakan rifles (senapan).

Hal ini telah menjadi topik hangat di kalangan komunitas Valorant, terutama di level profesional. Ada banyak player profesional yang percaya bahwa strategi “moving while shooting” ini tidak memiliki tempat dalam game FPS kompetitif seperti Valorant.

Melalui patch 2.02, Riot Games sendiri setuju bahwa “akurasi saat berlari [ketika menggunakan senapan] tidak sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi.” Namun di sisi lain, Riot Games juga mengatakan bahwa jenis perubahan ini harus bersifat incremental yang merupakan metode pengembangan perangkat lunak, di mana produk dirancang, diimplementasikan, dan diuji secara bertahap hingga sempurna.

Riot Games menyatakan bahwa kemungkinan ada ada lebih banyak perubahan lagi yang dihadirkan dalam waktu dekat dan ingin melihat bagaimana cara pemain menyesuaikan diri dengan mekanisme “moving while shooting” yang baru.

Setelah patch baru ini dirilis, senjata-senjata rifle yang akan mendapat perubahan dalam akurasinya adalah Bulldog, Guardian, Phantom, dan Vandal. Keempatnya telah mendapatkan penyesuaian yang pada dasarnya telah meningkatkan level ketidakakuratan ketika digunakan saat berlari, berjalan, atau bahkan berjalan berjongkok.

Selama ini ada banyak pemain yang telah menyalahgunakan mekanik ini. Mantan pro player Valorant Cloud9 yang kini memilih untuk menjadi streamer, Tyson “TenZ” Ngo, adalah salah satu pemain yang menunjukkan bagaimana mekanik ini berkerja. Faktanya, video “Phantom full run accuracy” miliknya adalah salah satu klip yang paling banyak ditonton di saluran Twitch-nya.



TenZ awalnya percaya bahwa perubahan yang dihadirkan tidak akan membuat mekanik ini benar-benar tak lagi bisa digunakan. Namun ketika dia mencoba menggunakan strategi “moving while shooting” ini, baik selama latihan atau bermain, hal tersebut tampaknya tak lagi menguntungkan bagi dirinya, bahkan ketika ia lakukan dalam jarak dekat.

Harus diingat juga bahwa Riot Games telah melakukan menyesuaikan hal ini saat menembak dalam posisi jongkok. Jadi bagi kalian yang sudah terbiasa melakukan crab-shooting di CS: GO, Anda harus melupakan strategi ini juga.

Perubahan terbaru ini juga didasarkan dari permintaan para pemain populer di scene profesional Valorant yang percaya bahwa game ini seharusnya dibuat menjadi lebih sulit lagi dari sebelumnya karena dipertandingkan.

Adil “ScreaM” Benrlitom dari Team Liquid telah menganjurkan bahwa level keterampilan bermain Valorant harus lebih ditingkatkan lagi. Dia menegaskan bahwa ada begitu banyak alat dan mekanik yang membuat game menembak ini menjadi terlalu mudah.

BACA JUGA: Berapa banyak uang telah Anda dihabiskan di Valorant? Ini cara untuk mengetahuinya