Dalam kebanyakan olahraga tradisional, pemain yang telah berusia 30 tahun biasanya sudah harus bersiap untuk mengakhiri karier. Sementara di dunia esports, bahkan banyak di antara mereka yang sudah pensiun sebelum menyentuh usia 30 tahun.

Pada awal 2020, salah satu pemain veteran Counter-Strike: Global Offensive (CS: GO), Spencer “Hiko” Martin pun tampaknya akan segera mengakhisi karier profesionalnya. Sejak digantikan Rogue pada 2019, ia hanya beberapa kali bermain di pertandingan kualifikasi.

Selain itu kariernya sebagai streamer Twitch juga terus memudar. Sejak 1 Januari hingga 6 April 2020, rata-rata channel streaming Hiko hanya ditonton oleh 789 orang saja.

Namun pada 7 April 2020 atau ketika closed beta Valorant hadir, hal tersebut juga menjadi awal kebangkitan bagi Hiko di Twitch. Selama dua bulan closed beta hadir, rata-rata penontonnya hampir 8.000 orang dan ia melakukan streaming selama sembilan jam per hari.

Hal ini pun membuat Hiko begitu bersyukur dan mengaku tak tahu akan melakukan apa saat ini jika tidak ada Valorant.

“Saya sudah tidak memiliki tim Counter-Strike sekitar satu setengah tahun dan streaming saya tak kunjung berada di titik untuk bisa bertahan. Saya sempat mempertimbangkan mencoba mencari pekerjaan lain di dalam industri esports,” kata Hiko seperti dikutip dari Dot Esports.

“Semua ini tentu tidak bagus. Saya sedang mempertimbangkan untuk melatih, caster, atau analis. Jadi, tentu saja Valorant telah mengubah hidup saya,” tuturnya.

Selain sukses membangkitkan saluran streaming-nya, Valorant juga telah mengantarkan Hiko untuk kembali menjadi pemain profesional. Ia kini menjadi kapten untuk membangun tim Valorant bersama 100 Thieves.

Tawaran ini sempat membuat dirinya ragu untuk diterima, pasalnya ia kini tengah menikmati peningkatan penonton streaming-nya. Menjadi pemain profesional tentu akan mengurangi waktu dirinya untuk siaran.

Namun pada akhirnya Hiko setuju untuk bergabung dengan 100 Thieves karena ingin meraih kesuksesan sebagai pemain profesional dan meraih gelar di turnamen-turnamen yang bakal ia ikuti.

“Dengan begitu cepat streaming saya meledak, bahkan saat belum gabung dengan 100 Thieves, hal ini membuat saya berpikir ‘untuk apa repot-repot menjadi pemain pro? Mungkin saya lebih pantas untuk menjadi streamer’,” tutur Hiko.

“Namun pada akhirnya, saya terdorong oleh oleh keinginan pribadi untuk berkompetisi. Saya mengatakannya ketika saya menandatangani kontrak dengan 100 Thieves, tujuan saya adalah untuk menang. Tujuan saya adalah menjuarai turnamen ” ujarnya.

Sangat menarik untuk melihat seperti kiprah para pemain yang telah memutuskan untuk banting stir ke Valorant, terutama Hiko yang sudah berada di ujung karier. Kini kita hanya bisa menunggu hingga esports Valorant ini benar-benar dihadirkan oleh Riot Games.

BACA JUGA: G2 gaet pro player CS:GO untuk jadi pemain pertama di tim VALORANT-nya