Situasi pandemi yang saat ini masih belum bisa diatasi kembali mengancam kelangsungan salah satu event olahraga besar, yaitu SEA Games 2021 yang rencananya akan digelar di Hanoi. Hal ini disebabkan oleh kembali meningkatnya kasus penularan virus tersebut di negaranya.

Kasus COVID-19 di Vietnam saat ini tengah melonjak sejak akhir April 2021 hingga mencapai lebih dari 9.500 kasus, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins. Dalam sepekan terakhir, kasus harian baru melebihi 200.

Beberapa kota yang telah ditunjuk sebagai tuan rumah SEA Games 2021 juga terkena dampak buruk, termasuk Bắc Ninh dan Bắc Giang di Timur Laut Vietnam.

Bahkan, salah satu stadion yang rencananya akan digunakan untuk cabor bulu tangkis di Bắc Giang, saat ini telah diubah menjadi Rumah Sakit Darurat COVID-19.

Sebagai tuan rumah, pemerintah Vietnam telah menginformasikan rencana mereka untuk mengundur SEA Games 2021 dari 21 November-2 Desember menjadi pertengahan 2022 ini kepada negara-negara peserta.

“Komite Olimpiade Vietnam, tuan rumah SEA Games, telah mengirim surat kepada negara-negara untuk menginformasikan proposal penundaan SEA Games 31 hingga Juli 2022 karena situasi pandemi COVID-19 yang rumit,” seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA).

“Karena meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di wilayah tersebut, harapan Panitia Penyelenggara Vietnam untuk menjadi tuan rumah SEA Games ke-31 ini dengan cara yang aman dan terjamin.”

Meski dilakukan dengan tujuan yang baik, delapan dari 11 negara anggota Federasi Pesta Olahraga Asia Tenggara menolak proposal Vietnam tersebut. Mereka keberatan karena memiliki jadwal olahraga yang cukup padat pada 2022.



Indonesia ikut menolak penundaan SEA Games 2021

Raja Sapta Oktohari SEA Games 2021
Raja Sapta Oktohari | Kredit: Media Indonesia

Dari delapan negara tersebut, Indonesia masuk ke dalam salah satunya yang menolak jika SEA Games 2021 harus diundur hingga tahun depan. Ketua Komite Olimpiade (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari, menuturkan beberapa alasannya.

“Kami keberatan jika SEA Games ke-31 ditunda ke 2022 karena anggaran SEA Games tahun ini sudah dialokasikan dan harus ada pertanggung jawaban anggarannya. Jika ditunda ke 2022, pengajuan anggaran tahun depan belum ada,” ucap pria yang akrab disapa Okto itu seperti dikutip dari SindoNews.

“Selain itu, penundaan ini mengakibatkan SEA Games berikutnya di Kamboja pada 2023 hanya berselang satu tahun,” tuturnya.

Selain Indonesia, ESPN secara rinci mengungkapkan bahwa negara-negara yang ikut menolak penundaan SEA Games 2021 ini adalah Filipina Brunei, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Timor Leste.

Selain hal-hal lain di baliknya, penundaan SEA Games 2021 ini tentu akan membuat para penggemar esports patah hati karena tidak bisa menyaksikkan tim nasionalnya masing-masing saling beradu untuk mengharumkan nama bangsa.

Menurut kabar terakhir, total ada 10 medali emas yang akan diperebutkan pada cabang esports di SEA Games 2021. Game-game yang direncanakan akan dipertandingkan adalah League of Legends, FIFA 4, CrossFire, Wild Rift (pria-wanita), Arena of Valor, PUBG Mobile (tim-individu), Free Fire, dan Mobile Legends.

BACA JUGA: Microsoft Excel rampung gelar turnamen esports berskala global