Tahun 2020 telah menjalani lebih dari setengah waktunya, kita juga sudah melihat beberapa game luar biasa dirilis, seperti Final Fantasy 7 Remake hingga The Last of Us Bagian 2 dan Animal Crossing: New Horizons, tahun ini tidak gagal dalam memberikan kita beberapa pengalaman gaming luar biasa. Tapi kita juga melihat beberapa game mengecewakan yang diharapkan bisa jauh lebih baik. Kali ini kami akan sajikan tiga game paling mengecewakan ditahun 2020 (sejauh ini).


Dragon Ball Z: Kakarot


Dragon Ball Z: Kakarot merupakan game lanjutan dari seri yang sukses, tetapi game kali ini mengambil resiko dengan mengambil langkah berani untuk mengubah genre game tersebut.

Dragon Ball Z dikenal karena mekanisme pertempurannya yang unik, mulai dari Dragon Ball Fighter Z hingga Dragon Ball Budokai, semuanya memiliki satu konsep sama, yaitu mode pertempuran khas anime Dragon Ball.

Sementara seri Kakarot hadir dengan genre RPG, mengedepankan fitur open world sebagai cara baru untuk menelusuri dunia Dragon Ball Z. Developer memang mampu memenuhi janjinya dan bisa dibilang tidak selalu buruk, tapi para penggemar kecewa karena hal itu tidak sesuai ekpektasi atau tidak sebanding dengan hype di komunitas saat pra-launcing.

Berbagai ulasan negatif bermunculan, salah satunya mengatakan jika konsep open world terasa “kosong” dan tidak mengandung indetitas Goku (karakter utama Dragon Ball) sama sekali. Hal tersebut hampir memastikan jika tipe game seperti Kakarot di seri Dragon Ball Z tidak akan pernah muncul lagi.



SpongeBob SquarePants: Battle for Bikini Bottom – Rehydrated


Dianggap sebagai salah satu permata tersembunyi di generasi Xbox, PlayStation 2, dan GameCube pada awal tahun 2000-an, SpongeBob SquarePants: Battle for Bikini Bottom membalikan semua nada pesimis dan menjadi video game adaptasi serial TV yang mencuri hati para gamer di seluruh dunia.

Kemudian ketika para penggemar ditawari versi remake dari game SpongeBob ini, mereka langsung mengharapkan peningkatan yang luar biasa.

Dihadapkan pada ekspektasi tinggi, game remake ini datang dengan membawa kekecewaan karena secara keseluruhan tidak banyak peningkatan atau bahkan perubahan terjadi pada game. Baik segi kontrol hingga berbagai masalah yang ada di versi original kembali muncul di game remake ini.

Alih-alih memaksimalkan kesempatan yang didapat, THQ Nordic sebagai tim developer telah mengambil langkah mundur dengan membawa kekecewaan pada gamer di seluruh dunia.


Crucible


Amazon Game sempat mengambil perhatian banyak orang saat memperkenalkan Crucible. Bukan karena game itu sendiri, tapi para gamer penasaran dengan apa yang akan dibawa perusahaan ritel raksasa sebagai langkah pertamanya menjajakan kaki di scene gaming.

Saat pertama kali diperkenalkan, sebenarnya game FPS ini tidak diekspektasikan terlalu tinggi, tetapi dukungan dari perusahaan raksasa sekelas Amazon seharusnya tidak akan membawa game yang akan mempermalukan mereka.

Pasca peluncuran yang gagal, akhirnya Crucible ditarik kembali ke dalam fase beta. Pemimpin projek Crucible, Colin Johanson, mengatakan jika game tersebut terlalu cepat dirilis dan belum siap.

Sebuah game yang kurang terpoles dan begitu buruk sampai-sampai harus ditarik kembali, dan fakta bahwa game itu datang dari sebuah perusahaan yang digadang-gadang bakal menjadi salah satu pemain besar di industri game, tentunya merupakan awal yang mengecewakan bagi Amazon.

BACA JUGA: Tertarik memainkan game horor berbalut simulasi live streaming?