Epic Games Store (EGS) selalu menjadi berita utama sejak pertama kali diluncurkan pada akhir 2018. Selain banyak memberikan penawaran eksklusif seperti diskon besar-besaran pada game populer dan sering memberikan game gratis, perusahaan pemilik EGS juga terlibat dalam pertempuran hukum yang sedang berlangsung dengan Apple.

Dalam pengajuan pengadilan baru-baru ini terkait perselisihan antara Epic dan Apple, beberapa informasi menarik mengenai keuangan EGS telah terungkap. Platform portal game yang memiliki lebih dari 160 juta akun terdaftar dan lebih dari 56 juta pengguna aktif bulanan itu ternyata tidak berjalan sebaik yang dipikirkan banyak orang.

Selama beberapa tahun terakhir, EGS telah menghasilkan pendapatan hampir US$1 miliar dengan lebih dari seperempatnya berasal dari pembelian dalam aplikasi, namun pada kenyataannya toko itu sendiri saat ini beroperasi dengan kerugian yang cukup besar.

Sejak diluncurkan pada Desember 2018, Epic dilaporkan telah kehilangan lebih dari US$450 juta di Epic Games Store; sebuah angka yang diprediksi akan meningkat hingga lebih dari setengah miliar sebelum akhir 2021. Menurut laporan, toko tersebut menelan rugi sekitar US$181 juta pada tahun 2019, US$273 juta pada tahun 2020 dan saat ini diproyeksikan akan kehilangan US$139 juta lagi pada tahun 2021.



Kerugian ini sebagian besar merupakan dampak dari strategi perusahaan yang membebani biaya akuisisi penggunanya untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Lebih sederhananya, kerugian ini adalah berasal dari biaya operasional dalam berbagai program mahal seperti penawaran eksklusif EGS dan pemberian game gratis. Namun, perusahaan bersikukuh bahwa perjanjian bagi hasil 12 persen yang dimilikinya dengan pengembang game cukup untuk menutupi biaya operasional dasar hingga mereka bisa meraup keuntungan pada tahun 2023 nanti.

Laporan tersebut datang sebagai bagian dari pengajuan dalam sidang kasus pelanggaran undang-undang monopoli pasar antara Epic dan Apple yang dijadwalkan akan dimulai pada bulan Mei. Perselisihan keduanya dimulai pada Agustus tahun lalu ketika Apple menarik Fortnite dari App Store setelah Epic menerapkan sistem baru yang memungkinkan pengguna iOS untuk melakukan pembelian dalam game tersebut menggunakan pembayaran langsung tanpa melalui sistem App Store milik Apple.

Kredit: Early Game

Mungkin bisa dimengerti mengapa Epic melakukan hal tersebut mengingat saat itu para pemain Fortnite dilaporkan telah menghabiskan sekitar US$ 750 juta untuk pembelian dalam aplikasi pada versi iOS. Kala itu, Apple menerapkan pemotongan sebesar 30 persen untuk setiap transaksi di sistem App Store, atau dengan kata lain Apple telah menerima pemasukan dari Fortnite sebesar US$225 juta.

Menanggapi respon negatif dari berbagai pihak, Apple telah mengubah kebijakannya dengan mengumumkan pengurangan pemotongan menjadi 15 persen untuk pengembang game yang menghasilkan kurang dari US$ 1 juta dalam penjualan tahunannya di App Store.

BACA JUGA: Supercell siapkan tiga game baru penerus Clash of Clans