Pada tahun 2013, Valve membuka pintu bagi para developer untuk memasarkan game mereka di Steam Market.

Ketika itu langkah tersebut mendapat kritik dari berbagai pihak karena kurangnya tahap kurasi untuk memastikan kualitas game. Selain itu, jumlah game yang membeludak bisa membuat game-game baru kesulitan untuk bersaing.



Namun faktanya, langkah tersebut justru berdampak positif bagi para developer. Sebuah game bisa dikatakan sukses jika mampu mencapai penjualan sebesar US$10.000 dalam dua minggu, dan di tahun 2019, tercatat 1.200 game telah menembus kriteria tersebut, meningkat 300 persen dibandingkan dengan catatan tahun 2013.

Kredit: SteamCommunity

Tidak hanya publisher kelas menengah ke bawah, perusahaan papan atas yang mampu mendapat pemasukan di atas US$250.000 juga jumlahnya meningkat hingga tiga kali lipat di tahun 2019.

Dalam rilisnya Valve mengungkap, “perbandingan data penjualan tahun 2019 dan 2018, pendapatan game di dua minggu pertama sejak dipasarkan di Steam Market meningkat sebesar 24 persen,”

Data itu berbanding terbalik dengan estimasi para kritikus yang memprediksi jika pendapatan dari Steam Market akan menurun sebesar 47 persen dibanding tahun sebelumnya.

Tren positif tersebut kemungkinan besar membuat publisher lebih berani untuk memasarkan game mereka, dengan kata lain, akan ada banyak game-game baru untuk para gamer di masa depan.

BACA JUGA: Senjata, pet, dan karakter baru siap dijajal di Free Fire