Luna Nera merupakan salah satu organisasi esports khusus player wanita yang ada di Indonesia. Meski terbilang baru terbentuk, organisasi ini sudah memiliki banyak divisi esports, termasuk simulation (sim) racing.

Di Indonesia, esports dari game sim racing memang tidak terlalu ramai. Pasalnya tidak banyak pemain yang memiliki PC atau konsol untuk memainkan game-game balapan yang dipertandingkan.

Namun, bukan berarti hal tersebut membuat esports sim racing di Indonesia mati. Masih ada banyak turnamen yang dihadirkan, baik oleh komunitas maupun menyelenggara esports.

Saat ini, salah satu “rumah” bagi kejuaraan sim racing di Indonesia, Balap di Rumah, tengah menyelenggarakan BDR 2021 Season 2. Di ajang ini, salah satu pebalap Luna Nera, Eliza Indriani, ikut tampil.

Di ronde kedua, wanita yang akrab disapa El ini mengawali balapan di Novice Class dari urutan ke-20 berdasarkan hasil kualifikasi yang didapat. Namun, ia mampu step-up hingga finis di peringkat ke-15.

Kendati kurang memuaskan bagi El dan berharap bisa mendapatkan podium pada balapan berikutnya, tetapi raihan ini juga terbilang baik, terlebih mengingat dirinya adalah satu-satunya player wanita yang tampil di ajang ini.

Belum lagi, Eliza tampil di ajang ini dari Amerika Serikat (AS) karena memang saat ini dirinya tengah tinggal di Chicago, dan dalam proses untuk mendapatkan Green Card alias Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai warga negara tetap Negeri Paman Sam.

Dengan bermain dari AS, artinya Eliza menghadapi banyak kendala, baik dalam hal ping tinggi jam bertanding yang berbeda jauh, mengingat Indonesia dan AS memiliki selisih waktu 12-13 jam.

El mengaku kepada ONE Esports bahwa ketika tampil di BDR 2021, ia bemain di bawah ping tinggi. Namun secara teknis, hal tersebut tidak banyak berpengaruh bagi dirinya karena merasa tetap bisa bertanding dengan lancar.

Eliza Indriani, Luna Nera, Sim Racing, Asseto Corsa
Kredit: Istimewa

Sama halnya dengan status dirinya sebagai satu-satunya player wanita di BDR 2021, player berusia 29 tahun tidak menyebut hal tersebut sebagai sesuatu yang membuat dirinya sulit untuk bersaing.

“Ada challenge tersendiri sih buat saya karena cowo-cowo itu ‘mental jalanannya’ keras banget. Jadi saya harus selalu adu keras dengan mereka di sepanjang balapan untuk bisa terus berkembang,” kata Eliza kepada ONE Esports.

“Menurut saya dari segi skill, tidak ada hambatan sih (perbedaan antara wanita dan pria) sih karena ketika balapan, kemampuan kita yang menentukan. Perbedaannya hanya dari segi mental. Terkadang saya sebagai perempuan sering berpikir bahwa para pria ini terlalu kompetitif,” tuturnya.

Meski baru satu tahun menjadi player sim racing, kedekatan dirinya dengan game ini sudah terjalin sejak lama sejak dirinya baru berusia 5 tahun. Kala itu ia dibelikan PlayStation dan game pertama yang ia mainkan adalah Grand Turismo.

Kini, game utama yang ia tekuni dan ikuti turnamennya adalah Asseto Corsa. Pasanya bagi El, game balapan PC yang ini jauh lebih serius jika dibandingkan dengan Grand Turismo dan lainnya yang lebih arcade.

Eliza Indriani, Luna Nera, Sim Racing, Asseto Corsa
Kredit: Istimewa

Alasan Eliza ikuti turnamen sim racing Indonesia, meski di AS lebih ramai

Dengan berada di Amerika Serikat, Eliza mengaku bahwa peluangnya untuk berkarier di esports sim racing menjadi lebih terbuka lebar. Bahkan bagi dirinya, esports sim racing di AS sangat menjanjikan untuk ditekuni.

Namun, sejauh ini Eliza memilih untuk mengikuti turnamen-turnamen sim racing di Indonesia terlebih dahulu. Ada hal yang ingin ia raih sebelum bersaing dengan para player AS atau internasional.

“Saya ingin menjadi juara nasional dahulu di Indonesia sebelum maju ke internasional. Karena, sim racing itu learning curve-nya (kurva belajar alias metode mengetahui kemajuan dalam suatu pembelajaran) itu sangat dalam,” ucap Eliza kepada ONE Esports.

“Karena saya juga merasa masih harus dilatih lagi mentalnya dan diasah lagi skill-nya, jadi saya pikir lebih baik coba dulu di Indonesia,” tuturnya.

Eliza Indriani, Luna Nera, Sim Racing, Asseto Corsa
Kredit: Istimewa

Di sisi lain, Eliza juga mengaku bahwa esports di Amerika Serikat tidak terlalu ramai jika dibandingkan dengan Indonesia. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh perspektif para gamer dan bagaimana terbentuknya organisasi esports di AS.

El mengatakan bahwa para gamer di AS itu memiliki mindset bahwa bermain game itu di PC atau konsole. Jadi mereka tidak terlalu banyak memainkan game di smartphone seperti di Indonesia.

Hal ini membuat para pelaku esports di AS tidak sebesar dan seramai di Indonesia yang lebih banyak bermain game di platform mobile karena sangat mudah untuk dijangkau banyak orang.

Sementara dalam hal terbentuknya organisasi esports di AS, sangat jarang munculnya pendatang baru karena ada banyak hal yang dibutuhkan seperti sarana dan prasarana sebelum membentuk sebuah organisasi. Sementara di Indonesia, begitu banyak organisasi esports yang bermunculan, meski hanya baru memiliki player saja.

Sim racing adalah divisi pertama Luna Nera?

Debora Imanuella, Luna Nera
CEO Luna Nera Debora Imanuella

Selain berbicara mengenai sim racing yang digeluti, Eliza juga bercerita mengenai latar belakang dirinya bisa “nyamplung” ke esports dan menjadi bagian dari Luna Nera. Dari pengakuannya, ada beberapa hal yang cukup menarik.

Kepada ONE Esports, El mengaku bahwa dirinya bergabung dengan Luna Nera ketika tengah “ngobrol” dengan sang CEO, Debora Imanuella. Saat itu, Debora berencana membentuk organisasi esports -yang kini menjadi Luna Nera- dan Eliza pun tertarik untuk bergabung sebagai player. Sejak saat itu, El pun memilih sim racing sebagai nomor esports yang ingin ia dalami.

Dengan kata lain, sim racing bisa disebut sebagai divisi game pertama yang dibentuk oleh Luna Nera. Selain itu, Eliza juga bisa dikatakan sebagai salah satu pendiri Luna Nera, meski ia tampak keberatan dengan hal tersebut.

Menarik untuk dinantikan kiprah selanjutnya dari Eliza dan Luna Nera untuk divisi sim racing ini. Tentu saja kita berharap dirinya bisa mendapatkan banyak pengalaman, skill, dan mentalitas dari turnamen-turnamen di Indonesia yang cukup sebelum maju ke level berikutnya.

BACA JUGA: Pengguna Switch bisa mainkan Among Us gratis!