Saat ini esports telah memiliki reputasi luar sebagai salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Bahkan pada sepanjang 2020, di mana seluruh dunia terkena dampak COVID-19, narasi tentang perkembangan dunia esports ini justru semakin menonjol.

Hal ini disebabkan oleh esports berhasil menjadi salah satu sektor hiburan yang mampu bertahan saat menghadapi situasi kesehatan global, di mana setiap pertandingan kompetitifnya masih bisa digelar secara online dan disiarkan di banyak platform dan jaringan di dunia.

Terlepas dari hal ini, industri esports memang masih membutuhkan pengembangan secara besar-besaran. Perusahaan yang meliputi esports, terutama organisasi yang menjadi rumah bagi para pemain, hampir semuanya mengaku merugi.

Namun dalam setahun terakhir, sebuah tren muncul di dunia esports dengan hadirnya banyak pemodal yang telah menginvestasikan uangnya dalam jumlah fantastis di dunia esports, meski tentu saja mereka berharap bisa mendapatkan hasil yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Sepanjang 2020, ada banyak perusahaan atau perorangan yang memutuskan untuk terjun ke dunia esports, baik itu membentuk organisasi baru seperti yang dilakukan David Beckham bersama Giuld Esports, tetapi itu baru sedikit contoh saja.

Ada banyak investasi dengan nilai fantastis yang telah terjadi di dunia esports sepanjang 2020. Berikut lima terbesar di antaranya seperti dikutip dari Dexerto:


BITKRAFT Ventures
Nilai: US$165 juta (lebih dari Rp2,3 triliun)

Kredit: BITKRAFT

BITKRAFT adalah perusahaan penanam modal terbesar di esports sejauh ini setelah mereka berinvestasi di banyak perusahaan startup game kasual dan kompetitif. awalnya mereka siap menggelontrokan dana sebesar US$125 juta, tetapi akhirnya membengkak menjadi UD$ 165 juta karena ada begitu banyak minat dari para investor untuk terjun ke dunia esports.

Kini BITKRAFT telah membangun portofolio di lebih dari 50 perusahaan sejak 2017 dan, tentu saja mereka tidak akan berencana untuk berhenti sampai di situ dalam waktu dekat. Adidas dan Logitech dilaporkan menjadi bagian dari daftar perusahaan yang telah berkontribusi terhadap pendanaan ini.


VSPN
Nilai: US$100 juta (Rp1,4 triliun)

VSPN adalah pemain utama di industri esports untuk kawasan Asia. Mereka telah menyelenggarakan banyak kompetisi paling populer di kawasan ini, seperti menjadi tuan rumah dari event League of Legends, CrossFire, Hearthstone, dan Honor of Kings.

Tencent memimpin investasi di VSPN dengan nilai sebesar US$100 juta, di mana dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membangun lembaga penelitian esports, taman budaya esports, dan meningkatkan kemampuan hosting mereka.


Mobile Premier League
Nilai: US$90 juta (lebih dari Rp1,2 triliun)

Mobile Premier League adalah platform game seluler dan esports asal India yang telah mengumpulkan dana sebesar US$90 juta. Mereka telah berhasil mengumpulkan pemain dengan jumlah yang sangat fantastis dengan memanfaatkan basis fanatisme para gamer di India.

Hebatnya lagi, mereka juga mampu melipatgandakan jumlah pemain mereka empat kali lebih besar dalam waktu yang terbilang singkat, yaitu Maret hingga September 2020, dengan total 60 juta player.



G-Loot
Nilai: US$56 juta (Rp787,6 miliar)

Perusahaan startup esports asal Swedia, G-Loot, berhasil mendapatkan investasi sebesar US$56 juta saat mereka memantapkan rencana untuk berekspansi dari Eropa ke Amerika Utara. Mereka didirikan pada 2015 dan telah menyelenggarakan banyak event offline dan online dengan menjalin kemitraan dengan PUBG Corporation, Tencent, dan EA di masa lalu.


FaZe Clan
Nilai: US$40 juta (Rp562,2 miliar)

Detail: FaZe Clan adalah salah satu entitas game terbesar di industri esports dunia dan mereka semakin memperkuat posisi tersebut setelah mendapatkan investasi senilai US$40 juta. Investasi tersebut dipimpin oleh salah satu pendiri Beats Electronics dan Interscope Records, Jimmy Iovine.

Selain Iovine, investasi ini juga melibatkan beberapa nama-nama besar dari seluruh penjuru sektor hiburan, termasuk artis Pitbull dan Swae Lee, atlet Meyers Leonard, Josh Hart, dan Gregory Van Der Wiel, serta pengusaha Sylvia Rhone dan Guy Oseary.

BACA JUGA: MPL jadi liga esports pemilik hours watch kedua terbanyak di dunia sepanjang 2020