Organisasi esports asal Amerika Utara, Echo Fox, kini telah dibubarkan setelah mengalami tahun yang sulit akibat hilangnya dukungan finansial dari investor.

Meskipun tidak ada pernyataan resmi yang dikeluarkan dari pihak Echo Fox, investornya telah mengkonfirmasi bahwa organisasi esports tersebut 100 persen telah dibubarkan.

Tanpa adanya dukungan dari sisi keuangan, kini Echo Fox tidak bisa berbuat banyak dan telah melepas semua pemain dan stafnya.

Echo Fox pun terlihat sudah tidak banyak beraktivitas, termasuk terakhir kali merek amengunggah cuitan di akun resmi Twitter mereka pada 2 September 2019 dan situs web resmi yang tidak lagi terurus.

“Tidak ada lagi Echo Fox,” kata seorang investor kepada Win.gg. Ia juga mengklaim bahwa logo dan seragam organisasi itu kini telah menjadi “barang untuk dikoleksi”.



Echo Fox sudah mulai runtuh setelah investor tim, Amit Raizada, dipanggil perihal email bernada rasis kepada investor lain. Pendiri Echo Fox, Rick Fox, juga mundur sebagai akibat dari kontroversi tersebut.

Di tengah tuduhan berulang antara investornya, Echo Fox harus melepaskan tempat League of Legends Championship Series (LCS) setelah gagal menghapus Raizada sebagai investor.

Riot Games kemudian memaksa Echo Fox untuk menjual slot mereka di LCS kepada Evil Geniuses seharga US$30 juta (sekitar Rp422 miliar).

Meskipun Echo Fox kini telah dibubarkan, mereka akan tetap dikenang sebagai ikon di dunia esports.

Selain menjadi salah satu tim terkuat di LCS, Echo Fox juga mendominasi komunitas fighting game selama beberapa tahun terakhir berkat keberadaan para pemain seperti Leonardo “MKLeo” Perez (Super Smash Bros. Ultimate) serta master Mortal Kombat dan Dragonball FighterZ, Dominique “SonicFox” McLean.

BACA JUGA: Hasil Grup A M1 – RRQ juara grup, EVOS SG gugur