Berita mengenai atlet atau tim esports yang gagal bertanding karena tidak mendapat izin untuk memasuki suatu negara bisa dibilang sering terdengar dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini tentu dapat menghambat sang atlet untuk berprestasi serta kesuksesan sebuah acara yang tak jarang ikut membuat image sebuah negara penyelenggaran ikut menjadi buruk.

Sebut saja kasus dua tim PUBG Mobile asal India, Team IND dan Indian Tigers, yang batal terbang ke Berlin, Jerman, untuk melakoni laga prelims PUBG Mobile Club Open (PMCO) Spring Split Global Finals. Akhirnya kedua tim tersebut pun gagal menembus main event.

Terakhir ada tim Dota 2 asal Rusia, Virtus.pro, yang tidak bisa memasuki Amerika Serikat untuk tampil di DOTA Summit 11, padalah turnamen itu merupakan event minor pertama pada Dota Pro Circuit (DPC) 2019-2020. Hal ini tentu sangat merugikan bagi mereka.

Seperti dilansir dari Esports Observer, Jerman yang pernah terlibat dalam salah satu kasus seperti ini mengeluarkan visa khusus bagi para atlet olahraga elektronik tersebut agar tidak lagi mengalami pengalaman buruk untuk mencapai prestasi mereka, terlebih esports saat ini sudah sangat diperhitungkan di dunia internasional.



Berdasarkan rencana, Jerman sudah akan menerapkan visa khusus ini pada Maret 2020. Keputusan ini akan membuat semua atlet esports profesional dari negara-negara non-Eropa untuk menjalani prosedur yang mudah.

“Perkembangan ini juga dapat berfungsi sebagai model bagi negara-negara lain. Persyaratan visa bagi semua pemain profesional esports harus diselaraskan secara internasional agar memberikan akses mudah ke turnamen dan liga di seluruh dunia,” ucap Presiden Federasi Esports Jerman (ESBD), Hans Jagnow.

“Peraturan visa ini bisa menghalangi pengembangan esports profesional di seluruh Eropa. Tim dan penyelenggara turnamen sering mengalami kesulitan membawa warga non-Eropa ke negara masing-masing,” imbuhnya.

Namun untuk mendapatkan visa khusus esports, ada beberapa prosedur yang harus dipenuhi oleh para atlet dan bersifar mutlak untuk bisa berlaga di turnamen internasional, khususnya di Jerman.

Diharapkan langkah yang ditempuh oleh Jerman ini bisa menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk mengikutinya.

BACA JUGA: Moonton bikin Mobile Legends tidak monoton