Banyak orang menganggap esports di Indonesia berkembang begitu pesat. Banyak divisi yang mulai muncul dan diperlombakan. Atlet esports Indonesia pun tak sedikit. Tapi apakah esports Indonesia benar-benar maju?

Wakil ketua Indonesia Esports Association (IESPA) sekaligus CEO Louvre Esports, Erick Herlangga, berbicara soal ini. Menurutnya esports Indonesia ada di titik yang tak begitu baik.

Hal ini bermuara ada kondisi banyak atlet menganggur dan tim yang bubar dikarenakan kesulitan mendapat sponsor. Ia mengaku sponsor belakangan hanya melirik Mobile Legends: Bang Bang sebagai cabang “berpotensi”. Sementara yang lain kesulitan mendapat sokongan.

Hal ini ditambah sistem franchise league untuk MPL season 4 yang membuat tak semua player MLBB mendapat kesempatan yang sama. Kepada ONE Esports, Erick mengaku bahwa kondisi saat ini sangat tidak baik.



Erick pun mencoba untuk mulai membesarkan Arena of Valor dan mengajak para player pro MLBB meyebrang ke AOV. Ia juga berharap para petinggi esports lain bis ikut memperbaiki kondisi ini.

“Ada orang bilang esports sedang maju. Ini maju untuk si kaya atau si miskin? Maju untuk komunitas mana? Kita membicarakan esports, kalau mau maju ya maju bareng-bareng. Ini kondisi yang tak baik. banyak klub bubar, bahkan minus pemasukannya. Ribuan klub lho yang nasibnya tidak jelas,” ujarnya.

“Maksud saya ayolah yang ngerasa esports banget, yang ngerasa katanya orang esports terhebat di Indonesia, yang katanya terpilih sebagai orang-orang esports terpandang di Indonesia, saya orang kampung dan ga jelas cuma mau bilang dan ingatkan ayo seimbangkan kembali. Ayo yang mengaku orang esports beresin komunitas ini bareng saya. Benerin dan membereskannya. Karena kondisi ini tidak baik,” tambah dia.

Erick menganggap tak banyak petinggi esports yang sevokal dirinya. Ada beberapa situasi yang membuat Erick mengaku tak memiliki beban untuk bersuara dan hasrat memperbaiki esports.

“Esports Indonesia lagi dalam masa terburuk. Orang salah bilang dalam masa emas. Masa emas buat siapa EO? Dapat job dari sapa, Moonton? Benar masa emas buat mereka. Bagaimana tim-tim miskin yang ga punya uang dan merusak ekosistem. Banyak tim yang keluar,” tuturnya.

“Kalau saya tak bergerak siapa lagi? Ada ga orang yang lebih nekat dari saya? Kenapa ga ada orang yang seperti saya? karena saya tak ada di asosiasi siapapun. Hanya IESPA. Tidak terikat dan tunduk dengan siapapun, dan saya tak hidup dari esports. Simpel. Karena saya punya suara dan terpenting buat Indonesia. Jalan saya sekarang adalah untuk menciptakan dan menolong ekosistem serta klub-klub esports yang tenggelam gara-gara sponsor dan tak punya uang,” tutup dia.

BACA JUGA: Penghancur gaji atlet Mobile Legends adalah live streaming