The California Department of Fair Employment and Housing (DFEH) mengklaim bahwa karyawan wanita yang menuntut Riot Games karena diskriminasi dan pelecehan gender berhak atas sejumlah uang lebih dari US$400 juta, jauh di atas jumlah US$10 juta yang disepakati kedua pihak. Tapi Riot menganggap angka itu tidak masuk akal.

Juru bicara Riot, Joe Hixson, mengklaim angka-angka DFEH itu “tidak didasarkan pada fakta atau analisis yang masuk akal,”

“Analisis kompensasi DFEH semata-mata didasarkan pada gender membandingkan  pria dengan wanita, tanpa memperhatikan faktor-faktor kunci seperti jabatan, tugas, keterampilan, pengalaman, atau pendidikan adalah penyimpangan dari logika dan hukum,” ujar Hixson pada Dot Esports.



Hixson juga menjelaskan bahwa sebagian besar analisis DFEH senilai US$400 juta menggunakan data W-2 “mentah”, tetapi tidak mempertimbangkan “berbagai faktor material di luar upah.”

Sebuah laporan Kotaku tahun 2018 mengungkapkan banyak karyawan yang melaporkan pelecehan dan diskriminasi seksual. Banyak yang beranggapan hampir mustahil bagi perempuan untuk sukses di perusahaan Riot. Ini memicu prakarsa baru Riot “First Steps Forward” untuk menghilangkan seksisme dan kebencian terhadap perempuan, sambil memperluas kesetaraan gender.

Putusan pengadilan pada 3 Februari akan menentukan apakah proposal US$10 juta antara kedua belah pihak ditolak atau diterima.

BACA JUGA: Peluncuran Champion baru LoL akan melambat di awal tahun 2020