Menjadi player esports profesional merupakan idaman bagi semua pemain di semua jenis dan genre game yang dapat dipertandingkan. Dapat menunjukkan kemampuan dan eksistensi di depan banyak orang plus mendapatkan penghasilan besar adalah faktor utama dari kebanyakan orang.

Indikasi ini begitu terlihat dengan semakin maraknya turnamen-turnamen level amatir dan semi-profesional hampir di semua daerah di Indonesia. Dari turnamen tingkat kota, provinsi, hingga nasional selalu mampu menyedot minat banyak pemain untuk mendaftar dan ikut bertanding.

Tujuan para pemain tersebut tentu tak lain adalah untuk bisa menjadi juara, mendapatkan hadiah, dan semakin dikenal. Hal ini menjadi salah satu jalur umum bagi setiap pemain dalam menapaki kariernya ke jenjang profesional.

Tentu tidak akan pernah mudah bagi siapa pun untuk bisa menapakinya dengan baik. Namun, iming-iming penghasilan besar dan popularitas menjadi lecutan semangat tersendiri bagi mereka.



Berbicara mengenai pendapatan alias gaji setiap bulannya, tentu saja semua pemain profesional esports takkan menerima nominal yang sama. Ada banyak faktor yang dapat menentukan besar-kecilnya pendapatan seorang pemain.

Hal pertama tentu adalah skill yang menjadi patokan. Di luar itu, beberapa hal pendukung seperti popularitas, image, serta seberapa besar daya tarik yang dihadirkan untuk menambah penggemar hingga mendatangkan sponsor menjadi kriteria berikutnya yang bakal sangat berpengaruh.

Dalam sebuah tayangan Listen Up! episode kedua di akun Youtube One Up pada Jumat (15/5/2020) yang menampilkan tiga sosok penting di Rex Regum Qeon (RRQ, yaitu Riki Kawano Suliawan (owner), Andrian Pauline (CEO & Co-Founder), dan Calvin Thenderan (Co-Owner RRQ Overseas Development), serta Garry Ongko yang merupakan owner BOOM Esports, sempat membeberkan seberapa besar nilai pendapatan yang diterima pada pemain esports saat ini.

Secara blak-blakan, Andrian Pauline atau yang akrab disapa AP ini mengutarakan berapa kisaran gaji tersebut. “Saya tidak ingin mewakili salah satu organisasi esports ya. Yang saya tahu itu kisarannya di US$200 hingga US$6.000,” ucapnya.

“Nilai itu untuk para pemain yang ada di Indonesia saat ini. Mungkin paling kecil US$300 karena ada aturan UMR dan lainnya. Sementara untuk para pemain Indonesia yang mendapat gaji khusus itu ada beberapa, terutama mereka yang main di luar negeri.”

Di sisi lain AP juga menuturkan bahwa para pemain esports ini digaji bukan hanya untuk bermain game. Merek ajuga harus bisa berinteraksi dengan penggemar dan membantu organisasi dalam mengembangkan brand.

BACA JUGA: Owner RRQ beberkan rata-rata pengeluaran organisasi dalam satu bulan