Mendapatkan restu dari orang tua untuk bisa terjun ke dunia esports, atau olahraga lainnya, terkadang menjadi salah satu penghambat bagi para calon atlet untuk bisa mendalaminya. Hal seperti ini ternyata juga pernah dialami oleh eks player Bigetron RA yang kini menjadi brand ambassador mereka, Maureen Gabriella alias BTR Alice.

Demi menjadi player esports berkualitas, mendalami game yang ditekuni serta berlatih adalah hal yang wajib untuk dilakukan oleh setiap orang. Namun, proses inilah yang terkadang membuat orang tua tidak setuju karena melihat anaknya terlalu banyak bermain.

Hal seperti ini adalah sesuatu yang sangat wajar, sebuah naluri, dan memang harus dilakukan oleh orang tua, demi menjaga dan menjamin masa depan anaknya. Di sisi lain, sang anak juga harus bisa meyakinkan orang tuanya bahwa jalan yang ingin mereka tempuh sangat menjanjikan dan bisa mereka capai.

Dalam usaha mendapatkan restu dari orang tua tersebut, BTR Alice memiliki tips dengan berusaha menjaga nilai-nilai sekolahnya tidak menurun karena bermain game. Dengan demikian, orang tuanya bisa sedikit lega dan tak memiliki alasan untuk melarang anaknya bermain game.

Namun, tentu tidak akan mudah bagi semua orang untuk bisa melakukannya, termasuk Alice. Saat menjadi pembicara di Webinar Esports Dies Natalis VI Politeknik Keuangan Negara STAN, Sabtu (17/7/2021), ia mengaku memiliki cara untuk melakukannya, yaitu dengan displin dan manajemen waktu.

PUBG Mobile, BTR Alice, Dies Natalis VI STAN
Kredit: YouTube/Dies Natalis 6

“Dahulu Alice sempat berdebat dengan orang tua karena Papa sempat bilang ‘jangan main game terus, nanti nilai raport kamu turun’. Karena tidak mau disuruh berhenti main game, akhirnya Alice berusaha agar nilai raportnya malah semakin naik,” ucap BTR Alice.

“Caranya ya dengan disiplin waktu, tentukan kapan kalian mau bermain game, hingga jam berapa, dan jangan lupa untuk belajar serta jangan lalai. Intinya harus disiplin dan jangan manjain diri sendiri,” tuturnya.



BTR Alice, pendidikan, dan dunia esports saat ini

Alice dikenal sebagai salah satu player PUBG Mobile wanita terbaik di Indonesia. Bahkan player yang sempat membela Belletron Ace itu sempat menjadi bagian dari tim Bigetron RA!

Namun kini diusianya yang baru menginjak 19 tahun, BTR Alice memutuskan untuk hanya menjadi brand ambassador dari Bigetron Esports. Meski tidak disebutkan alasannya, sedikit banyak hal ini dipengaruhi oleh kondisi fisiknya yang tak prima, hingga ia harus absen membela Bigetron RA di PUBG Mobile Global Championship Final di Dubai, Uni Emirat Arab, akhir 2020 lalu.

Kondisi seperti inilah yang juga harus diperhatikan dan diantisipasi oleh setiap pemain, baik di esports dan olahraga lainnya, jikalau suatu saat karier mereka harus terhenti dan mencari jalan lain sebagai sumber penghasilan.

Dalam acara yang sama, hal ini juga diungkapkan oleh Lius Andre. Streamer yang sebelumnya menjadi manajer esports di Moonton Indonesia itu menggambarkan seberapa penting pendidikan bagi kelangsungan player esports.

Ko Lius, Dies Natalis VI STAN
Kredit: YouTube/Dies Natalis 6

“Jika kalian berpikir ingin menjadi pro player dan melupakan pendidikan, coba pikirkan: ‘berapa lama sih umur (karier) seorang pro player. Dan setelah itu berakhir, kalian mau ke mana jika tidak memiliki latar belakang pendidikan?'” Ucap pria yang akrab disapa Ko Lius tersebut.

“Memang, jika sukses kalian bisa menjadi influencer, conten creator (setelah karier esports). Namun jika kalian tidak sukses dan mau kembali bekerja di balik meja (sektor formal),” tuturnya.

Jadi, pendidikan adalah hal yang penting dan tidak boleh dilupakan oleh siapapun. Karier di dunia olahraga tidak akan bisa terus dijalani di sepanjang hayat, tetapi kebutuhan hidup harus tetap terpenuhi hingga tutup usia.

BACA JUGA: Netflix akan segera menjadi developer video game