Genesis Dogma GIDS sukses menjadi buah bibir di kalangan komunitas dan penggemar PUBG Mobile Indonesia, terutama setelah mereka mampu menjadi juara PMPL ID Season 4 beberapa waktu lalu. Padahal, mereka adalah tim yang terbilang baru di scene kompetitif Tanah Air.

Potensi tim Genesis Dogma GIDS ini sudah terlihat begitu terang sejak pertama kali hadir di PMPL ID Season 3. Mereka langsung bisa finis di posisi ketiga di musim reguler dan keempat di Country Finals!

Padahal, mereka bisa tampil di ajang ini sebagai juara PMCO Spring Split 2021 sebagai tim dari babak kualifikasi alias untuk tim-tim komunitas, hingga mampu mengalahkan tim-tim seperti Bonafide Esports, Voin 2K, NFT Esports, 21 Esports, dan Red Rocket Cosmic.

Sebelumnya, para pemain Genesis Dogma GIDS ini juga sudah menunjukkan potensi yang sangat menjanjikan dengan menjadi runner-up di ajang PUBG Mobile Community Cup (PCC) Winter Battleground di bawah DMC Crew.

Namun jauh sebelum prestasi tersebut mampu mereka raih, ada banyak masalah yang harus bisa diatasi oleh para pemain Genesis Dogma GIDS, bahkan hingga dalam hal untuk semata-mata bisa bermain PUBG Mobile.


Awal mula terbentuknya roster Genesis Dogma GIDS

PUBG Mobile, Jawara Cup PMJC, Genesis Dogma GIDS
Kredit: ONE Esports

Dalam sebuah wawancara dengan ONE Esports, GD GIDS Nicil menceritakan kepada kami seperti apa awal mula terbentuknya tim mereka, hingga latar belakang mereka sebelum bermain PUBG Mobile.

Awalnya, GD GIDS Nicil bersama Satar dan Booms sudah menjadi teman karena sama-sama berasal dari Kota Manado dan karena sering bermain di warnet tempat Nicil bekerja sebagai operator. Namun ia tidak menyebutkan nama satu anggota tim mereka lainnya karena tim PUBG Mobile setidaknya membutuhkan empat orang pemain di dalamnya.

Di warnet tersebut, mereka senang bermain game-game FPS, termasuk Point Blank, Counter-Strike: Global Offensive (CS: GO), dan PUBG PC. Dari sana lah kemampuan mereka bermain game tembak-menembak terasah, padahal bisa dibilang mereka jarang sekali bermain PUBG Mobile karena tidak memiliki divice yang mumpuni.

“Awalnya kami punya tim bernama Bot Squad. Awalnya karena saya operator warnet, dan Booms dan Satar ini adalah anak warnet di tempat saya. Karena warnet mulai sepi karena banyak “dead game” dan tidak lagi menghasilkan, saya bersama Booms dan Satar memutuskan untuk membentuk tim,” ucap GD GIDS Nicil.

“Namun saat itu mereka memiliki kendala dalam hal device dan tidak mampu beli yang bagus. Saya belum punya smartphone sama sekali, sementara Satar dan Booms masih menggunakan Android yang sama sekali tidak bisa bermain PUBG Mobile. Nge-frame parah lah,” tuturnya.

Meski memiliki keterbatasan, hal tersebut tidak membuat mereka mengubur impian menjadi pemain profesional. Mereka terus mencari cara agar bisa memiliki smartphone yang dibutuhkan untuk bermain PUBG Mobile, hingga bantuan pun datang.

PUBG Mobile, Genesis Dogma GIDS, Andrew Tobias, Team ELVO
Kredit: Instagram/Ndruwgg

Beruntung, saat itu GD GIDS Nicil sudah mengenal salah satu pendiri Genesis Dogma, Grace Blessing. Ia pun mendapat bantuan dan ikut membantu mencari pihak lain yang mau membantu menyediakan device untuk Satar dan Booms, dan akhirnya berhasil.

“Saat itu saya bilang ‘nanti kita bisa pinjam. Nanti kita melobi siapa yang mau kasih kita pinjam, sambil pelan-pelan nabung untuk mengganti’. Saat itu, Kak Grace modalin saya beli iPhone 7 plus. Cari lagi siapa yang bisa bantu, akhirnya ada yang bisa bantu kami soal device untuk Satar dan Booms,” ujar GD GIDS Nicil.

Setelah smartphone yang dibutuhkan mereka miliki dan berlatih bersama, mereka pun mulai mengikuti turnamen di Manado. Hasilnya pun sangat baik, meski ada masalah lainnya yang mengadang.

“Seiring berjalannya waktu, pertama kali tim ini terbentuk, kami langsung berhasil menjadi runner up turnamen offline di Manado. Maski demikian, kami memiliki masalah karena saya dan Booms sering kali berselisih pendapat, hingga akhirnya dia memutuskan keluar dari tim,” kata GD GIDS Nicil.

“Hal ini membuat kami harus mencari dua orang lagi. Sempat ada dua teman kami yang akhirnya bergabung, tetapi gameplay-nya tidak cocok hingga membuat kami selama tiga bulan tidak bisa mendapatkan achievement apapun,” tuturnya.



Takdir pertemukan Genesis Dogma GIDS dengan Daybot

PUBG Mobile, GD GIDS Daybot, Genesis Dogma GIDS
Kredit: Instagram/GDGIDS.Daybot

Kondisi sulit yang dihadapi Nicil dan Satar dalam membentuk tim setelah kepergian Booms ini ternyata menyimpan rencana lain dari Tuhan bagi mereka. Pasalnya kepergian Booms inilah yang membuat mereka bisa bertemu dan mengenal Daybot, salah satu andalan tim mereka saat ini.

“Saat itu, Booms memilih merantau ke Luwuk (Sulawesi Tengah) untuk trial game esports sebelah. Di sana Booms bertemu dengan Daybot yang sama-sama merantau dari Manado dan trial bersama, tetapi mereka gagal dan kembali ke Manado,” ucap GD GIDS Nicil.

“Pada saat bersamaan, kala itu saya dan Satar sudah blank karena tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Akhirnya, karena sebagai teman dan sudah seperti keluarga sendiri, saya memutuskan meminta Booms untuk kembali bergabung lagi, dan dia ngajak Daybot.”

“Saya masih ingat saat itu Daybot pernah bilang ‘ya sudah coba saja gabung dengan timnya Nicil, siapa tahu kita bisa berkembang di sana’,” tutur Nicil.

Hal ini lah yang menjadi awal terbentuknya roster lengkap Genesis Dogma GIDS yang saat ini kita kenal. Performa merek apun langsung mencuat di turnamen lokal pertama yang diikuti, hingga membuat mereka mulai berpikir untuk memasuki scene kompetitif tertinggi.


Perjalanan Genesis Dogma GIDS hingga bisa bermain di PMPL

PUBG Mobile, Genesis Dogma GIDS, PMPL ID Season 4, PMGC Point
Kredit: Instagram/Genesis Dogma Esports

Tergabungnya Nicil, Satar, Booms, dan Daybot di Genesis Dogma GIDS pada Oktober 2020 ini menjadi awal dari performa hebat mereka. Mereka langsung mencuat di turnamen-turnamen lokal, hingga memberanikan diri mengikuti turnamen resmi PUBG Mobile.

Secara sekilas, semuanya berlangsung mulus bagi Genesis Dogma GIDS. Mereka mampu meraih banyak prestasi besar di beberapa turnamen tier-B dan C seperti PUBG Mobile Club Open (PMCO) dan PUBG Mobile Community Cup (PCC) Winter Battleground yang mengantarkan mereka tampil di turnamen tier-A, yaitu PUBG Mobile Pro League Indonesia (PMPL ID) Season 3.

“Setelah tim ini kembali terbentuk, kami kembali ikut turnamen offline di Manado dan langsung juara. Setelah bisa terus mendapat prestasi di turnamen-turnamen offline lokal, kami mulai serius untuk mengikuti turnamen yang lebih tinggi lagi seperti PMCO dan PCC, dan bisa mendapat hasil yang lumayan bagus menurut kami sebagai pendatang baru,” kata GD GIDS Nicil.

Di ajang PMCO Spring Split 2021 yang berhasil mengantarkan mereka bisa lolos ke PMPL ID Season 3 sebagai juara, hal tersebut bisa mereka dapatkan dengan bermain dalam kondisi koneksi buruk.

“Kami bisa bersama-sema menjadi juara di PMCO, padahal saat itu kondisi kami sangat rulit karena di Manado sedang ada hujan badai dan membuat jaringan kami buruk hingga jumping ke 300ms. Sementara kami norlamnya bermain di ping 150ms,” ucap GD GIDS Nicil.

“Saat itu banyak yang bilang kalau gaya bermain kami adalah dengan melakukan rotasi di luar zona, padahal jaringan kami memang buffering dan bermain dalam kondisi lag,” tuturnya.

PUBG Mobile, Genesis Dogma Gids, PMPL ID S3
Kredit: PUBG Mobile

Meski kemampuan mereka sudah cukup terasal di turnamen lokal dan bisa menjadi juara PMCO Spring Split 2021, para pemain Genesis Dogma GIDS mengaku tidak percaya bisa berbicara banyak di PMPL ID Season 3.

“Kami juga tidak percaya bahwa debut kami di PMPL ID Season 3 bisa membuat tim-tim top Indonesia bisa mewaspadai kami. Padahal kami bukan siapa-siapa, hanya tim komunitas,” ucap GD GIDS Nicil.

“Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami. Beruntung dengan chemistry dan rasa kekeluargaan kami di sini, kami bisa melewati ini semua dan menjadi seperti sekarang,” tuturnya.

Kini, Genesis Dogma GIDS yang tahun lalu masih meraba-raba dan berusuran dengan masalah tidak memiliki device untuk bermain, kini telah melesat jauh menjadi juara PMPL ID Season 4.

Hasil ini juga berhasil membuat mereka untuk kali pertama lolos ke PMPL SEA Championship Season 4 dan PUBG Mobile Global Championship (PMGC) 2021 setelah mereka menjadi peraih PMGC Point tertinggi di Indonesia.

Kisah perjalanan tim Genesis Dogma GIDS ini bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang saat ini masih bercita-cita untuk menjadi player profesional PUBG Mobile atau game apapun untuk tidak menyerah dengan keterbatasan dan terus mencari cara untuk bisa berkembang.

Seperti yang banyak orang bilang tentang “usaha tidak akan mengkhianati hasil” benar-benar tercermin dari kisah Genesis Dogma GIDS ini hingga mereka bisa menjadi seperti saat ini.

BACA JUGA: The Esports Awards 2021: PUBG Mobile jadi nomine di 2 kategori bergengsi