Dalam sebuah tim di cabang olahraga manapun, keberadaan seorang pelatih tentu akan sangat menunjang mereka agar bisa berprestasi. Hal ini lah yang terkadang membuat setiap tim atau organisasi berlomba-lomba untuk mencari platih terbaik untuk mengeluarkan potensi terbaik dari para player-nya.

Namun, hal ini ternyata tidak berlaku bagi divisi Mobile Legends Todak. Bagi tim juara Mobile Legends Professional League Malaysia/Singapura (MPL MY/SG) Season 6 itu, keberadaan seorang pelatih di dalam timnya bisa dikatakan sebagai “racun” bagi para pemainnya.

Hal ini diungkapkan salah satu player Todak, Zikry “Moon” Bin Shamsuddin, dalam acara Planet Esports di channel YouTube RevivaLTV, Kamis (19/11/2020).

Ketika ditanya soal alasan Todak mampu menjuarai MPL MY/SG Season 6 tanpa kehadiran pelatih di dalamnya, sementara ketika mereka memiliki Ariff “Amoux” Iswandi sebagai pelatih, mereka justru tak mampu untuk melakukannya.

Moon mengatakan bahwa keberadaan Amoux di dalam tim Todak bagaikan racun yang membuat para pemain menjadi begitu ketergantungan karena terlalu mengandalkan Amoux.

“Dengan adanya Amoux, kami jadi terlampau santai dengan lingkungan yang ada. Soal gameplay, semuanya bertanya kepada Amoux dalam segala hal. Hal ini membuat kami jadi terlalu santai dan malas,” ucap Moon.



Setelah itu, Moon juga membenarkan penjelasan yang diucapkan Ranger Emas yang menilai bahwa Amoux telah membuat para pemain Todak malas berpikir dan ketika Amoux sudah tidak ada di dalam tim, para pemain jadi lebih banyak berpikir, saling bertukar saran serta ide, dan membuat itm menjadi lebih kompak lagi.

Di sisi lain, Moon mengaku bahwa dari empat tim lain yang ada di bracket mereka, yaitu Geek Fam ID, Bigetron Alpha, Resurgence, dan Blacklist International, ia mengaku sangat ingin berjumpa dengan Geek Fam ID. Hal ini disebabkan karena sebelumnya sempat ada konflik di antara kedua tim.

BACA JUGA: Kans Taka masuk skuat inti Bigetron Alpha di ONE Esports MPLI cukup besar