Saat ini Rex Regum Qeon (RRQ) Hoshi bisa dikatakan sebagai yang terbaik di Indonesia, bahkan dunia. Gelar Mobile Legends Professional League (MPL) Indonesia Season 5 dan juga MPL Invitational 4 Nation Cup menjadi tolak ukur dari anggapan tersebut jika dianggap terlalu berlebihan.

Saat ini, kedua ajang tersebut dipandang sebagai turnamen dengan tingkat persaingan paling keras di dunia. Pasalnya Indonesia dipandang sebagai pusat perkembangan scene Mobile Legends.

Sementara Asia Tenggara juga merupakan region terbaik di dunia. Terbukti dengan apa yang terjadi di Mobile Legends World Championship 2019 (M1), di mana pada babak playoff hampir 100 persen di dihuni oleh tim-tim dari region ini.

Selain itu, anggapan bahwa RRQ Hoshi merupakan tim Mobile Legends terbaik dunia ini juga selalu muncul dari mulut para pemerhati dan pelaku esports Mobile Legends, baik di dalam mau pun luar negeri.

Bahkan, sebelum dan sepanjang gelaran MPL Invitational 4 Nation Cup, semua pemain dan tim yang ikut bertanding seakan kompak mengaku sangat ingin berjumpa dan menjajal kemampuan menghadapi RRQ Hoshi.



Jika kita melakukan flash back satu tahun ke belakang, kondisi yang sama juga terjadi pada diri ONIC Esports. Sepanjang MPL Season 4 mereka terlalu perkasa. Hal ini juga terus berlanjut hingga di gelaran Mobile Legends Southeast Asia Cup (MSC) 2019, di mana ONIC juga keluar sebagai yang terbaik.

Namun apa yang terjadi pada ONIC Esports di sepanjang MPL ID Season 4 sungguh di luar dugaan. Sebagai juara bertahan dan susunan pemain yang tak berubah -meski ada beberapa penambahan-, mereka seakan kehilangan sentuhan emasnya yang sempat membuat mereka superior di MPL Season 3.

Beberapa kali ONIC Esports tampak kesulitan mengalahkan lawan-lawannya, bahkan beberapa kali takluk di regular season, hingga tak bisa berbicara banyak di babak playoff.

Hal ini pun dibenarkan oleh mantan Manajer Esports Moonton di Indonesia, Lius Andre, dalam acara Planet Esports di channel YouTube Revival, Kamis (9/7/2020), untuk menyangkal pernyataan host Garry Eka mengenai teori “Don’t Change the Winning Team” yang saat ini dilakukan RRQ Hoshi.

“Kita ingat ONIC yang berhasil menjuarai MSC. Saya setuju (dengan teori Don’t Change the Winning Team) jika dari scene nasional berkangkat ke internasional. Setelah menjuarai scene nasional, mereka masih menggebu-gebu untuk mendapatkannya di scene internasional,” ucap Lius.

“Namun biasanya setelah berhasil menjuarai scenen internasional, sangat banyak yang mentalnya langsung down karena tujuan mereka sudah tercapai hingga membuat permainan mereka berantakan. Mungkin sejauh ini belum ada tim yang memiliki psikolog yang bisa melihat dan menilai apakah semangat atau mental juaranya masih ada untuk bermain di season berikutnya,” tuturnya.

Dengan melihat fenomena ini, RRQ Hoshi harus belajar banyak dari apa yang sempat dirasakan ONIC Esports. Jangan sampai gelar juara MPL ID Season 5 dan MPL Invitational 4 Nation Cup membuat mereka sudah merasa puas.

BACA JUGA: Bantai Resurgence, RRQ juara MPL Invitational 4 Nation Cup