Perkembangan dan perubahan META menjadi hal yang biasa terjadi di game MOBA, terutama yang scene kompetitifnya aktif dan besar. Mobile Legends salah satunya.

Pada masa ke masa, perubahan selalu terjadi di MLBB. Mencari strategi paling efektif untuk menang tak semudah membalikkan telapak tangan.

Mulai dari era midlaner damage, dua tank dengan dua damager, Sampai muncul era hyper carry dan jungler dengan support mage. Dengan bergulirnya waktu, semakin banyak inovasi strategi brilian yang dilakukan.

Indonesia bisa dibilang sebagai salah satu negara terkuat di scene MLBB. Tak sedikit META terbentuk di Indonesia, untuk dikembangkan di negara seperti Filipina dan lain-lain, seperti yang terlihat di M2 World Championship yang dimenangkan oleh perwakilan Filipina Bren Esports setelah menjungkalkan tim kuda hitam asal Myanmar Burmese Ghouls di final melalui pertarungan yang seru dan menegangkan.

Di M2, BG dan Bren memperlihatkan META modern yang berbeda dari yang lain. Kami menyebutnya META Full Strike, yang mana hampir semua hero di semua lini adalah hero dengan kemampuan burst ditambah mobilitas tinggi. Tipe hero yang dapat secara terus-menerus melakukan teamfight.

Belakangan jarang sekali hero tank murni yang beredar di scene kompetitif Land of Dawn. Tidak banyak tim bersedia menurunkan Atlas, Khufra, Tigreal, atau Franco yang selama ini dikenal sebagai inisiator apik, pasalnya pergerakan mereka tidak agresif dan kurang bisa menyakiti lawan.

Istilah tank di META Full Strike kami ubah menjadi ‘bait’. Perkembangan terkini di Land of Dawn memperlihatkan banyaknya hero non-tank yang dipakai di role ini, bukan hanya karena berdasar pada jumlah HP, tetapi juga ditambah kemampuan regen dan kabur yang baik.

Contoh hero bait yang jempolan adalah Jawhead, Silvanna, Benedetta, dan Paquito. Hero-hero ini selain mampu menahan damage, mereka punya mobilitas, dan punya kemampuan menyakiti lawan di early game sehingga memungkinkan tim dalam kondisi siap tempur (rusuh) sejak menit pertama pertandingan.

Demi menyempurnakan Full Strike ini, tim-tim profesional MLBB berani turun tanpa tank. Dua mage support biasanya menjadi opsi di tengah, melalui kombinasi mage CC dan mage damage.

Untuk mengantisipasi keseimbangan komposisi, tim biasanya bakal memilih sidelaner damage entah itu marksman atau fighter. Biasanya offlaner yang berkorban memainkan hero ‘tebal’ (tebal di sini tidak selalu tanky, regen besar juga dapat diartikan tebal) seperti Uranus, Baxia, Esmeralda, Yu Zhong, Alice sampai Ruby bisa berguna.



Dua support di mid terbilang fleksibel, bukan harga mati. Hero physical macam Benedetta, Lapu-lapu, sampai Brody pun dapat dijadikan support. Biasanya kalau skenario ini terjadi, salah satu offlaner atau sidelaner memakai hero magical.

Secara kasat mata formasi tradisional 1-3-1 masih terlihat saat ini. Tapi, penempatan role menjadi sangat fleksibel. Bahkan belakangan, tidak sedikit hero roam yang memilih membantu sidelaner untuk meninggalkan midlaner support serta jungler. Artinya, formasi 1-1-1-2 di early pun mulai bermunculan.

META Full Strike menjadi sangat efektif karena teamfight di Land of Dawn sekarang lebih terlihat seperti tawuran, bukan menunggu inisiasi. Bahkan bait tak selalu dilakukan oleh support roam, tetapi semua role dapat melakukan inisiasi. Dengan demikian, tidak heran jika teamfight jangka panjang, keluar-masuk, benar-benar kerap terjadi.

Mungkinkah meta ini berkibar dari scene profesional ke public rank seperti halnya hyper carry dahulu? ?Simak hasik analisa tim editorial ONE esports ??‍?#mobilegends #mobilelegendsbangbang #mlbb

Posted by ONE Esports on Wednesday, March 17, 2021

Contoh paling epik adalah pada laga EVOS Legends menghadapi ONIC Esports maupun RRQ Hoshi pada pekan ketiga MPL ID Season 7. Aksi Ferxiic menjadi begitu krusial dan sehingga dianggap oleh banyak pihak sebagai salah satu faktor kemenangan 2-0 EVOS pada kedua laga tersebut.

Faktanya, Ferxiic adalah jungler yang paling berani melakukan inisiasi teamfight. Saat menggunakan Benedetta, Claude, hingga Yi Sun-shin, tak jarang dia yang maju duluan sementara rekan-rekannya melakukan set-up di bush.

Lewat komunikasi yang baik, strategi full strike EVOS dengan Ferxiic di dalamnya menjadi yang paling mencolok sejauh ini. Apalagi EVOS sempat membuat strategi gila yang mana kelima hero yang dipakai adalah damager di game kedua melawan ONIC.

Ketika itu EVOS menggunakan Benedetta sebagai offlaner, Harith gold laner, jungler YSS, dan support pada diri Eudora dan Silvanna.

Banyak orang berpikir EVOS akan jadi bulan-bulanan karena tak ada yang bisa tahan badan. Kata siapa? Benedetta adalah hero dengan mobilitas tertinggi di MLBB dan mampu membaiting musuh. Harith pun diam-diam punya regen yang begitu berguna sebagai sandbag, ditambah Silvanna. strategi ini sukses dimainkan EVOS.

Kunci di META full strike adalah keberadaan hero yang dapat dijadikan sandbag, punya kemampuan untuk mengalihkan perhatian dan memancing lawan, hingga punya escape mekanisme tinggi. Sehingga bisa dibilang hero mobilitas = hero durabilitas.

META Full Strike bukan tanpa kekurangan. Ada satu atau dua cara untuk menghentikannya. Paling efektif dan mudah dimengerti adalah memakai hero set-up dengan CC.

Dikarenakan full strike identik dengan beberapa hero yang masuk ke dalam dan menabrak, hero seperti Luo Yi, Kagura, Tigreal, hingga Atlas bisa menghentikannya dengan combo CC yang akurat.

Tapi kembali lagi, itu benar-benar tergantung satu momen inisiasi. Tak akan mudah melawan dengan satu counter karena full strike sangat identik dengan teamfight beruntun.

BACA JUGA: Donkey: Saya ngefans dengan Ferxiic