MPL ID Season 7 memang sudah berakhir. Tapi banyak cerita yang masih pantas untuk dikemukakan, terutama yang di balik layar.

Pada season ini, EVOS Legends berhasil kembali mengambil takhtanya yang dua musim direnggut oleh RRQ Hoshi. Macan Putih meastikan diri jadi juara dan membawa trofi MPL keduanya.

Pada laga puncak, EVOS Legends tampil trengginas dan mampu mengalahkan Bigetron Alpha 4-2, tim yang notabene mengalahkan Luminaire Dkk tiga kali sejak regular season.

Perjalanan EVOS jauh dari kata mudah. Setelah melewati masa paceklik gelar sepanjang 2020, perombakan roster dilakukan. Cukup banyak pemain baru yang bergabung.

Namun, itu tak memberikan dampak instan. Hanya Antimage, Clover, dan Luminaire sosok anyar yang mampu menembus tim utama. LJ yang digadang akan jadi tumpuan, malah hanya main sekali sepanjang season 7.

Tak berhenti di sana, EVOS juga harus kehilangan Wann yang memilih rehat ketika season baru berjalan. Beruntung, EVOS memiliki bakat muda istimewa pada diri Ferxiic yang menggantikan Wann dengan sempurna sejak pekan ketiga.



Sampai akhirnya komposisi terbaik datang pada diri Luminaire, REKT, Ferxiic, Antimage, dan Clover hadir dan memberikan gelar juara.

Proses yang terjadi pada juara M1 itu pun diceritakan oleh Bjorn “Zeys” Ong kepada ONE Esports. Ia mengaku sejak awal sudah memberikan wanti-wanti kepada para pemain.

“Setelah season 6, saya membuat janji kepada tim bahwa apapun yang terjadi, sesedikit apapun harapan yang kami miliki, saya akan ada di sana untuk mengangkat kami,” ujarnya eksklusif.

Itu dimulai dengan satu percikan yang menyebar dan mengobarkan semangat di dalam tim, tak peduli sekecil apapun api yang kami miliki. Jika saya melihat para pemain tak mau untuk menang, rasanya seperti gagal untuk saya.”

“Tekanan yang datang jauh lebih besar. Setelah season 6, saya mulai mengambil kontrol untuk divisi Mobile Legends EVOS secara keseluruhan. Itu adalah keputusan besar yang berujung tekanan yang juga tinggi,” papar dia.

Namun, terlepas dari kondisi itu, Zeys membuktikan kembali berhasil membawa EVOS Legends ke tangga juara.

Ia pun punya sedikit pesan untuk anak asuhnya di EVOS. Sebuah wejangan yang diyakini bisa memotivasi tiap individu di sana.

“Jangan takut untuk gagal dan salah. Kegagalan adalah langkah menuju sukses. Terima kasih atas waktu dan perjuangannya,” tutur Zeys.

Ini memperlihatkan bahwa waktu latihan para pemain di bawah Zeys sangat ketat, kabarnya mencapai 14 jam sehari. Tak kaget jika hasil yang didapat pun juga maksimal.

BACA JUGA: Ingin jadi bagian dari divisi MLBB EVOS? Zeys beberkan persyaratannya