Perjuangan Alter Ego untuk bisa meraih gelar pertama Mobile Legends Professional League (MPL) Indonesia Season 6 harus kandas di partai puncak setelah kalah 3-2 dari RRQ Hoshi. Padahal, perjuangan mereka untuk bisa meraihnya sudah begitu luar biasa dan berat.

Menjadi pemuncak klasemen musim reguler, Alter Ego harus dikejutkan dengan perlawanan yang diberikan Bigetron Alpha di semifinal upper bracket. Pada pertandingan ini mereka harus kalah 2-1 dan terlempar ke lower bracket.

Di lower bracket, Alter Ego berhasil menunjukkan kualitas mereka sebagai salah satu tim yang pantas untuk diperhitungkan sebagai calon juara dengan memulangkan ONIC Esports dan juga Bigetron Alpha untuk bisa menantang RRQ Hoshi di grand final.

Di babak grand final dengan format best-of-five (BO5), Alter Ego mampu memberikan perlawanan sengit kepada RRQ Hoshi hingga mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dan memaksakan pertandingan dilanjutkan ke game kelima alias penentuan.

Pada pertandingan terakhir, Alter Ego sempat kelimpungan untuk mempertahankan base-nya dari gempuran RRQ Hoshi yang datang terus menerus, hingga suatu saat mereka berhasil mendapatkan momentum untuk balik menyerang untuk memenangi permainan.

Namun dalam serangan tersebut, Alter Ego yang sudah dalam kondisi compang-samping setelah kehilangan dua player dan hero tersisa memiliki HP rendah, mereka terus memaksakan tekanan karena HP base turret RRQ Hoshi tidak sedikit lagi.

Hal ini lah yang pada akhirnya menjadi bumerang bagi Alter Ego. Penyakit lama untuk ingin cepat-cepat melakukan end game kembali kambuh dan harus dibayar mahal dengan kehilangan gelar juara.



Dalam streaming di NimoTV bersama CEO Alter Ego, Delwyn Sukamto, pada Senin (19/10/2020), Celiboy mengakui hal ini. “Padahal cepat-cepat ingin end game adalah hal yang sudah selalu coba untuk dihindari selama scrim. Tapi ya…. Penyesalan selalu datang di akhir,” ucap Celiboy.

Mendengar hal ini, Delwyn pun tak lantas menyalahkan Celiboy dan timnya. Ia justru menganggap hal ini sebagai sesuatu yang lumrah untuk terjadi, terutama di pertandingan sebesar grand final MPL ID Season 6.

“Memang banyak yang bilang ‘kenapa gak ambil buff dulu untuk isi darah’, tetapi karena kita sedang in the moment, sulit untuk bisa berpikir dengan baik. Berbeda dengan penonton yang bisa jauh lebih tenang menyaksikkan pertandingan,” tutur Delwyn.

Terlepas dari segala hal, Alter Ego tampaknya harus bisa mengatasi hal-hal seperti ini agar tidak kembali terjadi di turnamen atau kompetisi berikutnya demi membuka peluang mereka meraih gelar juara.

BACA JUGA: Tanpa El Clasico di playoff, MPL ID Season 6 kembali pecahkan rekor penonton