Pontianak bisa dibilang sebagai gudang dari banyak player-player esports berkualitas, terutama dari cabang Mobile Legends: Bang Bang.

Namun, bukan berarti tak ada pemain level A di kota-kota Indonesia lainnya. Sebut saja Yogyakarta. Adalah Jabran “Branz” Bagus orangnya.

Branz merupakan sosok langka dari Yogyakarta yang mampu mencapai level tertinggi di MLBB. Nama Branz sudah tak asing di scene ini setahun ke belakang.



Kapasitasnya sebagai hard core terutama menggunakan hero-hero marksman tak perlu diragukan. Ia sempat menjadi top 1 global Claude dan Kimmy, pun dianggap salah satu user Granger terbaik di awal MPL season 15.

Nama Branz sudah dikenal lama, tapi sinarnya baru mengilap sekarang. Setelah sempat dirotasi antara midlaner dan sidelaner musim lalu, Bigetron Alpha kini memberikan dia tanggung jawab penuh sebagai hard core.

Performa Branz melonjak drastis, terutama karena kemunculan meta hyper carry yang memang sangat menonjolkan hard core.

Dengan sokongan Kyy dan Dreams sebagai support di tim, Branz hampir selalu bersinar pada tiap laga BTR Alpha.

Hal ini terbukti dari statistik yang diperlihatkan. Branz ada di peringkat kedua pemain dengan jumlah kill terbanyak yakni 158 kill, hanya kalah dari Wannn.

Ia bahkan ada di peringkat pertama pemain dengan Damage per second tertinggi yang mencapai 876. Rataan kills per gamenya ada di peringkat kelima dengan 5,3 persen, dan dia ada di peringkat tertinggi rata-rata KDA dengan 6,88. Di nomor satu sebenarnya ada Susu Gajah, tapi dia hanya bermain sebentar dan tak bisa dihitung terbaik.

Menilik dari performanya di regular season, Granger masih menjadi hero terfavorit Branz dengan 7 kali memakainya dan mendapat persentase menang 85 persen.

Meski begitu, pole hero Branz sangat luas. Ia sudah memainkan Karrie, Bruno, Wanwan, Ling, sampai Hayabusa pernah dijajal.

Konsistensi menjadi kunci kegemilangan Branz. Seorang bocah Jogja yang merantau ke Jakarta dan selangkah lagi jadi bintang di kancah tertinggi.

Branz adalah sosok paling pantas mendapat gelar MVP regular season versi ONE Esports. Tak sekadar karena performanya yang sangat istimewa, tapi juga attitudenya yang dikatakan pelatih BTR Alpha, Ruben Sutanto, sebagai penengah di tubuh tim. Selamat, Jabranz!!

BACA JUGA: Bigetron Alpha latihan lebih dari 12 game sehari