Mobile Legends merupakan salah satu game paling populer di Indonesia saat ini. Komunitas dan esports dari game MOBA mobile ini sudah begitu besar di Tanah Air dalam dua tahun terakhir dan melahirkan banyak player kelas dunia.

Hal ini tentu membuat organisasi-organisasi esports di Indonesia berlomba-lomba untuk membentuk tim Mobile Legends terbaik mereka. Di sisi lain, banyak pihak juga yang tertarik untuk menggelar turnamen ini hingga menghidupkan ekosistem esportsnya.

Saking besarnya, Indonesia kini memiliki turnamen Mobile Legends Professional League (MPL) yang telah berlangsung selama lima musim. Turnamen MPL Indonesia tersebut juga menjadi satu-satunya franchise league di dunia, di mana setiap pesertanya harus membeli slot senilai Rp15 miliar terlebih dahulu untuk bisa mengikutinya.



Bagi beberapa organisasi mapan di Indonesia, nilai sebesar itu masih terbilang sangat wajar untuk mereka investasikan, termasuk bagi BOOM Esports yang tak ikut ambil bagian di dalamnya.

Owner BOOM Esports, Garry Ongko, mengatakan bahwa nilai tersebut sangat worth it atau sepadan, terutama bagi organisasi-organisasi yang belum memiliki divisi pegangan.

“Jujur, menurut saya jika ada organisasi baru atau organisasi yang belum memiliki divisi pegangan dan ingin berbisnis esports di Indonesia, saya pikir nilai tersebut sangat sepadan pada saat itu,” ucap Garry dalam video Listen Up! Podcast di channel Youtube One Up.

Di sisi lain, Garry juga mengaku bahwa BOOM Esports bukan tidak tertarik untuk memiliki tim Mobile Legends untuk tampil di MPL. Namun hal ini enggan untuk dilakukan karena merasa tidak hoki dengan game MOBA besutan Moonton tersebut.

“Buat BOOM Esports sendiri mungkin bisa dibilang tim paling terkenal di Indonesia yang tak memiliki tim Mobile Legends. Kenapa saya tidak beli (slot MPL) karena kami scene-nya di Dota 2 dan sebelum franchise ini terjadi sempat beberapa kali membentuk tim Mobile Legends untuk tampil di MPL,” ucap Garry.

“Namun, saya seperti tidak cocok dengan Mobile Legends. Kami pernah tiga kali ikut kualifikasi dan tidak pernah bisa lolos, padahal selalu diunggulkan. Pernah juga mengakuisisi tim yang sudah di MPL, malah relegasi. Jadi saya pikir tidak cocok dan slot MPL terlalu mahal untuk divisi yang bukan menjadi pegangan kami,” tuturnya.

Dengan kata lain, jika dalam proses pembentukkan tim Mobile Legends BOOM Esports mendapatkan sedikit kemudahan dan memiliki prospek yang cerah, bukan tidak mungkin mereka kini juga ikut berkompetisi di MPL.

BACA JUGA: Owner RRQ beberkan rata-rata pengeluaran organisasi dalam satu bulan