EVOS Indonesia (Legends) memperlihatkan bahwa mereka memiliki sekumpulan pemain terbaik Mobile Legends. Setelah juara MPL season 4, Oura dkk meraih gelar Piala Dunia Mobile Legends (M1).

Jalan yang dilalui EVOS ID di M1 terbilang mulus. Sejak fase grup sampai sebelum grandfinal, mereka hanya kalah satu game ketika melawan wakil Jepang 10Second Gaming+.

Mereka bahkan sempat mengalahkan Rex Regum Qeon 2-0 di semifinal upper bracket, sebelum jumpa kembali di grandfinal.

Terlihat mudah sampai grandfinal, EVOS ID mendapat perlawanan luar biasa dari RRQ. Bahkan mereka sempat tertinggal 1-3. Sebelum comeback terjadi dan diakhiri dengan epik. Pasalnya pada game ketujuh, EVOS memenangi laga hanya dalam tujuh menit.



Pada game pertama pertandingan sebenarnya cukup berimbang. Tapi ada satu pembeda dari RRQ. Dia adalah Granger yang dimainkan dengan sempurna oleh Tuturu.

Seperti yang diketahui hero ini bisa dibilang sebagai signature untuk Tuturu. Benar saja, EVOS mengalami kesulitan menghentikannya.

Game pertama begitu alot. Sampai-sampai harus berjalan hingga 33 menit. Namun, Granger benar-benar menjadi pembeda. 14-0-6 yang dia buat membuat RRQ mengambil game pertama.

Di game kedua, EVOS bangkit. Permainan agresif diperlihatkan. Donkey menunjukkan kepiawaian memakai Grock dan menjadi inisiator yang sempurna. Bahkan dia tak terpick off sama sekali di game ini.

Chang’e dari Wannn juga mencolok. Ia berhasil menjadi MVP dengan 9-1-9. EVOS memenangi game kedua dengan mudah.

Namun, masalah bagi EVOS muncul di game ketiga dan keempat. RRQ mulai memperlihatkan kepintaran mereka dalam draft pick.

Mereka memakai Terizla sebagai counter dari Hellcurt yang dipakai Rekt di game ketiga. Rekt yang merupakan tulang punggung EVOS dalam menyerang dibuat mati kutu dan tak bisa apa-apa. Lemon memainkan Terizla dengan sempurna. RRQ menang di game ketiga dan unggul 2-1.

Pada game keempat, lagi dan lagi counter pick RRQ jadi kunci. Ketika EVOS memilih Lolita di pick awal dan Donkey memakai Chou, Vyn dari RRQ memakai Diggie.

Hero yang benar-benar membuat Chou maupun Lolita kesulitan melakukan inisiasi. RRQ kembali meraih poin di game keempat, kondisi jadi 3-1.

Memasuki game kelima, EVOS tak mau menyerah begitu saja. Apalagi mereka mendapatkan dua hero yang cukup OP untuk Wannn dan Oura yakni Harith serta Masha.

Benar saja, EVOS masih punya nyali untuk tampil agresif bahkan mendominasi game kelima. Harith dari Wannn tak bisa dihentikan dan begitu agresif. Ia menjadi MVP dengan 4-2-4. EVOS menang dan kedudukan menjadi 2-3.

RRQ tampil sangat agresif di game keenam. Apalagi mereka berhasil mendapatkan meta-meta andalan macam Masha dan Granger. Sampai mid game, RRQ bnar-benar mendominasi.

Tapi EVOS membuktikan mental bajanya. Lewat permainan Oura yang begitu luar biasa memakai X-Borg, EVOS berhasil menghantam RRQ lewat war-war penting. Culikan Donkey yang menggunakan Kaja juga on-point. Pada game keenam, EVOS menang dan menyamakan kedudukan 3-3.

Di game pamungkas ketujuh, EVOS secara mengejutkan bermain super cepat, super agresif. Wannn yang untuk pertama kalinya menggunakan Lunox di playoff mengambil tiga kill pertama dengan cepat dan membuatnya sangat kaya.

Baxia dan Kaja yang dimainkan Luminaire juga Donkey dengan sempurna. Oura tampil apik dengan Masha dan Rekt apik mem-push turret dengan Kimmy.

Sampai akhirnya di menit ketujuh EVOS sudah memastikan kemenangan. Ya, sebelum lord pertama muncul. EVOS comeback dan mengawinkan gelar MPL dengan M1.

BACA JUGA: Alasan EVOS Indonesia bisa menangi M1 menurut JessNoLimit