Champion terbaru yang dirilis Riot Games untuk League of Legends, Aphelios, kini telah berhasil menyita banyak perhatian, terutama bagi para pemain game MOBA PC itu.

Aphelios baru benar-benar bisa dimainkan para pemain League of Legends pada 10 Desember 2019. Champion marksman ini memiliki banyak kemampuan berdasarkan senjata yang digunakan dan memiliki tingkat kesulitan tinggi dalam memainkannya.

Champion ini memiliki kit yang agak rumit karena menggunakan lima senjata berbeda yang dapat mengubah serangan dan kemampuan otomatisnya. Semua senjata ini memiliki keunikan tersebdiri dan memiliki fitur jarak pendek dan jauh yang membuat Aphelios memiliki gaya bermain yang dinamis.

Semua senjata tersebut memiliki kemampuannya masing-masing dan jumlah amunisi yang terbatas. Hal ini membuat pengguna bakal kesulitan untuk mempelajari Aphelios karena sang champion memiliki akses ke tujuh kemampuan berbeda serta 17 kombinasi berbeda untuk Q-nya dengan menggabungkan dua senjata.



Meski terbilang sulit untuk memainkannya, para pemain League of Legends justru lebih berharap Aphelios tidak pernah hadir dan mengganggu mereka dalam bermain dengan memilih untuk melakukan ban.

Saking menakutkannya, Aphelios kini telah memecahkan rekor ban rate tertinggi sepanjang sejarah League of Legends, berdasarkan statistik dari Korean Challenger. Aphelios memiliki ban rate hingga mencapai 223,47% mengalahkan champion lain seperti Akali (174,37%).

Kondisi ini juga telah membuat para pemain League of Legends semakin lantang untuk menyerukan kepada Riot Games sebagai developer untuk memberikan nerf alias penurunan kemampuan kepada Aphelios.

BACA JUGA: Mobile Legends dan PUBGM buat Indonesia rugi triliunan