Setelah enam hari aksi Dota yang intens, Grand Final ONE Esports Dota 2 Singapore World Pro Invitational mempertemukan dua tim terkuat yang sedang dalam performa terbaiknya. Dari Upper Braket, Evil Geniuses keluar sebagai juara grup dengan catatan 13-1, disusul kemenangan 2-0 atas Team Secret dan Gambit di semifinal dan final Upper Braket.

Lawan mereka, Vici Gaming, memiliki awal yang lambat di turnamen dan hampir tidak berhasil lolos dari Babak Grup, tetapi setelah menutup kemenangan 2-1 atas TNC Predator dan Team Secret dalam dua putaran pertama Lower Braket, mereka menemukan alur mereka dan mendapatkan momentum untuk menyapu Aliansi juga Gambit di semifinal dan final Lower Braket.

Pada akhirnya, momentum Vici Gaming terbukti tak terbendung saat mereka menutup turnamen dengan kemenangan dominan 3-0 atas EG di Grand Final.

Game satu

VG membuka final dengan menggunakan tri-tank core hero, Magnus safelane untuk Zhang “Eurus” Chengjun, Viper untuk Ori di midlane, dan Underlord untuk Zhou “Yang” Haiyang sebagai offlaner.

Sementara itu, EG mengincar strategi late game dengan Artour “Arteezy” Babaev pada Phantom Lancer, Abed Azel “Abed” Yusop pada midlane Quas-Exort Invoker, Roman “RAMZES666” Kushnarev di Beastmaster.

Meskipun VG bisa dibilang memiliki komposisi laning yang lebih kuat, EG berhasil di fase laning dengan keunggulan 2k yang signifikan dan keunggulan kill 6-0 berkat rotasi Cr1t yang sangat efektif.

VG terus berotasi di sekitar map dan menangkap Beastmaster Ramzes di toplane. Abed yang berusaha menyelamatkan offlaner-nya justru ikut tertangkap oleh VG.

VG akhirnya mengklaim semua set Barak EG dan munculkan Mega Creep. Beberapa saat kemudian, EG mencoba melawan VG di Roshan Pit. Tapi, Eurus dengan Magnus-nya mampu mendorong hero EG dengan skill ‘SKewer’ ke Static Storm dan Kinetic Field Pyw untuk mengakhiri game satu dengan kemenangan.

Game dua

Dalam game dua, VG mencoba untuk menutup pool hero dari Babaev Artour “Arteezy” dengan lakukan ban untuk Naga Siren, Phantom Lancer, dan Blood Seeker. Pada saat yang sama, mereka memutuskan untuk mengambil Viper untuk Ori, Brewmaster untuk Yang, dan Drow Ranger untuk Eurus.

Evil Genius merespon dengan memilih Razor untuk Abed, Omniknight untuk Ramzez, Gyrocopter untuk Arteezy, dan Disruptor untuk Cr1t-.

EG mendominasi tahap laning untuk memulai game dua. Meski menghadapi Viper, Abed mengungguli Ori di midlane. Yang juga memiliki awal yang buruk karena Disruptor Cr1t- terus berikan tekanan pada safelane Dire.

VG dapat kembali balik menyerang setelah berhasil lakukan smoke gank untuk Abed’s Razor di toplane. Alih-alih mundur, EG berkomitmen untuk terus melawan tanpa midlanernya dan kehilangan tiga pahlawan dalam proses pertarungan itu.

VG akhirnya di atas angin setelah team fight besar yang membuat tiga hero EG mati.

VG segera mengambil keuntungan dan menyerang midlane untuk menjatuhkan Tower tier-tiga EG. Cr1t- mampu menangkap tiga pahlawan VG dengan skill ‘Static Storm’, namun Pyw mampu mencuri skill ‘Guardian Angel’ untuk menjaga teman-teman satu timnya tetap aman dan memaksa EG untuk memanggil GG pada game dua.



Game tiga

EG yang terpojok memutuskan untuk menggunakan Faceless Void dan Enigma sebagai core hero mereka. VG juga membiarkan EG memiliki Tiny untuk Cr1t-, hero yang sangat unggul di seluruh kompetisi.

VG menanggapi dengan memilih Kunkka, Omniknight, dan Slark sebagai core mereka. Mereka juga mengambil Elder Titan untuk Ding “Dy” Cong.

Kedua tim mencoba untuk mengatur kecepatan permainan dengan skill ultimate team fight mereka. Fase early berpihak ke sisi EG setelah para hero VG memutuskan untuk menggunakan ultimate ‘Static Storm’ hanya untuk menangkap Cr1t-. Namun baik Arteezy dan Ramzes mampu melompat masuk ke team fight serta mendaratkan Chronosphere dan Black Hole untuk memenangkan team fight yang penting.

EG mencoba untuk memperbanyak keunggulan mereka dengan lakukan smoke gank yang berujung pickoff cepat pada Yang Omniknight. Namun, alih-alih mundur, EG terlalu lama berada di midlane dan akhirnya tertangkap oleh serangan balik VG.

Memanfaatkan momentum, VG memutuskan untuk langsung menyerang EG meski mereka tahu bahwa EG masih memiliki Chronosphere dan Black Hole. VG tahu bahwa setelah skill ultimate EG digunakan, mereka tidak punya cara untuk memenangkan team fight sehingga Eurus segera memutuskan untuk menggunakan buyback dan kembali bertarung melawan para hero Dire.

VG hanya unggul 8.000 gold atas EG, tetapi mereka tahu lawan mereka tidak memiliki kesempatan untuk mempertahankan pangkalan mereka dengan skill ultimate mereka yang masih cooldown. Eurus bahkan terjun ke Fountain untuk memburu Ramzes Enigma. Dengan hancurnya semua bangunan di pangkalan, EG terpaksa memanggil GG.

Dengan kemenangan itu, VG berhasil jadi juara ONE Esports Dota 2 Singapura World Pro Invitational dan membawa hadiah sebesar US$200.000. Sementara Evil Geniuses keluar sebagai runner-up dan membawa pulang hadiah sebesar US$100.000.

BACA JUGA: Team Liquid tak mampu berbicara banyak di ONE Dota 2 WPI akibat kurang persiapan