Valve Entertainment baru saja merilis format baru yang akan mereka gunakan dalam menggelar Dota Pro Circuit (DPC) 2020-2021 dengan menerapkan sistem Liga Regional. Hal ini ternyata mendapat respon negatif dari komunitas, pemain, hingga kini dua pelatih tim profesional Dota 2 mengecam keputusan tersebut, terutama soal prizepool.

Pelatih pertama yang mengungkapkan kekecewaannya itu adalah Lee “Heen” Seung-gon dari Team Secret. Ia adalah salah satu tokoh besar Dota 2 yang pertama kali mengungkapkan ketidaksenangannya tentang perubahan DPC ini.

Kekhawatiran utama Heen dalam perubahan ini adalah waktu yang lebih banyak dihabiskan oleh tim untuk bisa lolos ke turnamen major, selain distribusi total hadiah dan poin DPC di Liga Regional yang baru itu.

Pada saat ini, setiap babak kualifikasi DPC 2019-2020 biasanya hanya berlangsung sebulan sebelum turnamen major selama empat hari di setiap regional. Namun pada Liga Regional yang akan diterapkan pada DPC 2020-2021 yang dibagi menjadi tiga musim, yaitu Fall, Winter, dan Spring, setiap tim harus bersaing selama enam pekan untuk lolos ke turnamen major.

Sebelumnya, Heen juga yang mengecam keputusan Valve yang terus mengurangi total hadiah yang diberikan kepada tim sejak 2015 dari hadiah utama untuk tim pemenang turnamen major sebesar US$1 juta menjadi US$200.000.

Selain Heen, pelatih Fnatic, Lee “SunBhie” Jeong-jae, juga ikut mengkritik keputusan Valve dalam menyamakan distribusi hadiah, tetapi tidak menambah anggaran dari keseluruhan DPC 2020-2021.

“Sebenarnya yang hadir dipertanyakan adalah turnamen major Valve. Pada DPC musim pertama diluncurkan dengan 10 major dan 10 minor (US$13 juta total prizepool). Scene kami (Dota 2) kini hanya memiliki setengah dari total hadiah yang telah menghilang,” ucap SunBhie.

“Beberapa dari Anda mungkin tidak memahami alasan yang sangat memprihatinkan di sini, terutama jika menganggap sudah ada hadiah yang begitu besar di esports Dota. Namun saya dapat meyakinkan Anda bahwa ini adalah masalah besar bagi semua orang yang terlibat. Perlu ada dialog!” Tuturnya.

Jika menilik scene esports lainnya, Dota 2 adalah pemilik prizepool terbesar sepanjang sejarah esports saat selesai menggelar The International 2019 (TI9) di Shanghai, Cina, pada Agustus tahun lalu.

Selain itu, prizepool yang dihadirkan Valve pada setiap turnamen Major dan Minor saat ini juga terbilang besar, masing-masing sebesar US$1 juta dan US$300.000. Namun pada DPC 2020-2021, turnmen minor telah dihapuskan dan prizepool di major hanya sebesar US$500.000 dan US$280.000 pada setiap musim Liga Regional.

BACA JUGA: Pembagian grup StarLadder ImbaTV Kyiv Minor telah dilakukan, BOOM Esports terhindar dari Alliance