CEO Louvre Esports sekaligus Wakil Ketua Indonesia Esports Association (IESPA), Erick Herlangga, sedang terus menjalin komunikasi dengan Garena terkait rencana turnamen Arena of Valor berskala besar.

Erick memang begitu aktif mengampanyekan para player MOBA untuk bermain AOV. Hal ini terkait banyaknya player Mobile Legends: Bang Bang yang saat ini menganggur seiring hanya delapan tim yang benar-benar berkompetisi di turnamen tertinggi, MPL season 4.

MPL kini memiliki sistem franchise league. Hanya delapan tim yang membayar. Sedangkan tim esports lain sementara tak punya jalur untuk bermain di sana karena keeksklusifan MPL.

Erick melihat ini. Dia sadar banyak player MLBB yang kini harus kembali menjadi joki atau bahkan ingin pensiun karena ranah pekerjaan yang kian terbatas. Ia pun sudah berdiskusi dengan Garena untuk membesarkan AOV.

Saat ini AOV memang sudah punya turnamen level tertinggi yakni ASL. Tapi Erick siap membesarkan game ini dari level terbawah. Bahkan siap membuat kejuaraan daerah yang nantinya akan berkesinambungan sampai kompetisi tertinggi. Ada 24 kota yang sudah direncanakan untuk mengadakan turnamen AOV tersebut.



Ia bahkan menjanjikan tim-tim yang nantinya lolos playoff bakan mendapat gaji minimal UMR DKI Jakarta. Garena juga dikatakan telah mengamini itu. Kepada ONE Esports secara eksklusif, Erick menjelaskan secara gamblang.

“Saya sekarang akan membesarkan AOV. Player-player nasibnya bagaimana? Saya bawa. Kenapa? Gratis. Kedua, kalau masuk playoff gaji UMR Rp4 juta, sekarang ga digaji. Kontraknya dua tahun lagi. Hadiahnya Rp2,5 miliar, kalau level dunia Rp10 miliar. Garena sambutannya baik, mereka senang banget karena nanti akan dijadikan turnamen berskala nasional. Terkait AOV ini, saya punya program kejurda dan kejurnas. Garena mau melakukannya di 24 kota. Ketika atletnya sudah mau main, tim-tim pasti tidak jadi bubar. Kembali lagi AOV itu hadiahnya lebih besar dari MLBB di Indonesia,” tutur Erick.

“Saya punya tiga permintaan ke Garena sebelum membantu menaikkan AOV. Pertama klub ketika lolos playoff wajib membayarkan UMR DKI Jakarta untuk para player. Mereka bilang oke. Kedua saya minta mereka tak boleh jual slot seperti Moonton. Itu juga diamini. Ketiga mereka harus mengadakan pelatihan-pelatihan, karena banyak pemain Mobile Legends yang ga bisa main di MPL, kami harus buat pelatihan basic lagi. Susah memang untuk mengubah itu, banyak yang komplain, bahkan beberapa player mengatakan ingin pensiun saja.”

“Tapi zaman dulu Indonesia menghadapi penjajah dengan bambu runcing lho. Belanda pake senjata dan tank, begitu juga Inggris. Kita telanjang dada. Emang mereka bilang susah? Ini cuma MOBA. Jangan bilang susah kalau belum lihat zaman dulu, ini demi masa depan kalian semua. Butuh dua tahun. Karena tak ada easy money, ada prosesnya. Tidak ada yang instan dan harus konsisten,” tutur sosok yang juga owner dari hotel Golden Tulip ini.

BACA JUGA: Terkait turnamen AOV tandingan MPL, Erick Herlangga bikin klarifikasi