Hingga saat ini, Valorant telah satu bulan hadir dalam bentuk closed betta. Meski belum dirilis sepenuhnya, game FPS ini sudah memiliki banyak pengikut dan pemain pro yang siap unjuk gigi saat esports permainan ini muncul. Dengan kata lain, komunitas dari permainan ini pun hadir.

Hal ini tentu sebagai sesuatu yang sangat diharapkan oleh Riot Games. Demi semakin membesarkan komunitas ini, Riot Games pun mencoba banyak hal untuk mempertahankannya, termasuk dengan menyingkirkan pada pemain toxic yang sering melecehkan.

Produser Eksekutif Valorant, Anna “SuperCakes” Donlon, menjelaskan bahwa “pelecehan dan intimidasi di dalam game bukanlah sesuatu yang bisamsaya terima dengan nyaman.”

Meskipun komunitas game sudah terbiasa menghadapi perilaku toxic di dalam game online selama bertahun-tahun hingga saat ini, Riot Games mengatakan bahwa mereka memiliki rencana untuk memastikan semua orang memiliki pengalaman online yang lebih baik di Valorant.



Pertama, Donlon menjelaskan bahwa mereka telah mengimplementasikan fitur mempromosikan komunikasi non-verbal yang kompetitif, dengan harapan hal ini akan mengurangi keributan di antara para pemain. Riot juga telah membentuk tim “Central Player Dynamics” untuk mengeksplorasi dan meneliti dalam mempromosikan permainan yang adil.

“Dengan permainan kompetitif apa pun, kami berharap semangat yang hadir sangat tinggi dan membuat segalanya menjadi tegang. Kami tidak akan melarang seseorang karema memiliki semangat untuk menang atau ketika kalah,” kata SuperCakes.

“Kami sadar bahwa beberapa pengalaman bermain bisa melampaui antusiasme. Terkadang, hal ini meluas untuk menjurus ke pelecehan. Kami tidak setuju dengan hal itu,” tuturnya.

Riot Games juga kini tengah mengerjakan aturan “kode etik”, yang akan mencontohkan harapan dasar tentang bagaimana mereka ingin membangun komunitasnya secara sehat.

BACA JUGA: Para pro player Apex Legends sukses juarai ESPN Esports Valorant Invitational