Esports merupakan salah satu cabang olahraga baru. Sebagian besar pemainnya pun berasal dari kalangan milenial yang memiliki karakteristik ingin mencoba hal baru atau bermain di tim lain demi meningkatkan karier.

Akan tetapi, ada saja di antara mereka yang sejauh ini baru memperkuat satu tim profesional untuk waktu yang cukup lama atau yang dikenal sebagai one man club.

Tentu saja sama seperti atlet-atlet untuk cabang olahraga yang dimainkan secara tim lainnya, sangat jarang di antara mereka yang bisa langsung berada di sebuah tim profesional sejak awal kariernya. Jadi yang dihitung di sini hanyalah tim profesional atau mereka yang memberikan kontrak kepada sang pemain.

Memang hanya ada sedikit di antara para pemain esports yang hingga saat ini masih berstatus sebagai one man club. Berikut daftar 4 atlet esports yang masih memiliki status one man team sejauh ini:

Lee “Faker” Sang-hyeok (T1/League of Legends)

Credit: LoL Esports

Bagi para pencinta game MOBA, terutama League of Legends, siapa yang tak kenal dengan Lee “Faker” Sang-hyeok. Pemain berusia 24 tahun ini adalah contoh terbaik dari wujud kesetiaan seorang pemain kepada timnya.

Faker mengawali karier di tim akademi League of Legends milik T1. Pada usia yang masih sangat muda, player asal Korea Selatan tersebut mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam tim utama hingga kini berstatus sebagai salah satu pemain League of Legends yang dianggap terbaik di dunia.

Kesempatan yang diberikan manajemen T1 tersebut ternyata menjadi faktor utama dari kesetiaan yang ditunjukkan oleh Faker. Bukan tanpa rintangan, sebagai pemain terbaik dunia, ia tentu menjadi incaran tim lain yang menginginkan jasanya.

Tak jarang, Faker mendapat godaan dari tim-tim League of Legends lain dari Amerika Serikat dan Cina dengan tawaran selangit untuk merayunya bergabung. Bahkan Faker pernah mengaku sempat disodori cek kosong dari salah satu tim asal Amerika Utara agar mau bergabung.

Namun semua tawaran tersebut ditolak oleh Faker. Melihat pemainnya memiliki kesetiaan seperti itu tak lantas membuat T1 berdiam diri. Bahkan saat ini Faker telah dijadikan sebagai salah satu co-owner organisasi agar dirinya tak pergi ke mana-mana dan semakin menumbuhkan rasa saling memiliki dengan organisasinya.

Muhammad “Lemon” Ikhsan (Rex Regum Qeon/Mobile Legends)

RRQ Lemon – MLBB Credit: TeamRRQ

Di scene Mobile Legends dan dunia, semua orang mengenal siapa Muhammad “Lemon” Ikhsan. Ia merupakan andalan tim Rex Regum Qeon (RRQ) Hoshi yang sudah begitu ikonis dengan tim. Sepanjang perjalanan karier profesionalnya, RRQ merupakan organisasi profesional pertamanya.

Lemon mengenai Mobile Legends saat masih duduk di bangku SMA. Karena memang sudah menyenangi game MOBA sejak masih SD dengan memainkan Dota 1, Lemon begitu ketagihan memainkannya hingga berhasrat menjadi pemenang di Land of Dawn.

Hasrat tersebut membuat Lemon rajin bermain untuk mengasah kemampuan, hingga berhasil menguasai hero Kagura dan menjadi top global 1 untuk hero tersebut.

Nama Lemon pun mulai membumbung tinggi seiring Lemon dan tim bentukannya mengikuti dan menjuarai banyak turnamen hingga 16 kali berturut-turut. Hal ini lah yang membuat dirinya bersama rekan satu tim mendapat kesempatan untuk bergabung dengan RRQ.

Bagi Lemon, tak mudah untuk menerima tawaran dari RRQ karena pada saat itu dirinya tengah berkuliah dan sudah memasuki semester tiga. Sempat galau, ia pun memutuskan untuk menerimanya setelah mendapat persetujuan dari orang tua.

Hingga saat ini, Lemon masih dikenal sebagai salah satu pemain Mobile Legends terbaik di dunia dan sudah menjadi andalan RRQ sejak gelaran turnamen Mobile Legends Professional League (MPL) season pertama. Hingga saat ini, Lemon pun masih menunjukkan kesetiaannya kepada tim.



Alfi “Khezcute” Nelphyana

Kapten tim Dota 2 BOOM Esports, Alfi “Khezcute” Nelphyana, merupakan pemain yang cukup setia dengan timnya. Bergabung dengan tim sejak Mei 2017, hingga saat ini dirinya masih betah bermain untuk Hungry Beast hingga didapuk sebagai kapten tim, meski bukan sosok terlama yang ada di dalam tim.

Sebelum bergabung dengan tim Dota 2 BOOM Esports, sebelumnya Khezcute tidak pernah tercatat pernah bermain untuk tim profesional lainnya. Menjadi salah satu support terbaik di Indonesia serta otak dari permainan tim, posisinya semakin sentral.

Selama bermain di BOOM Esports, Khezcute telah memimpin tim di banyak ajang besar. Salah satu pencapaian terbaik tim di DPC 2019-2020 adalah finis di posisi ke-4 di StarLadder ImbaTV Dota 2 Minor Season 3, sebelum kompetisi musim ini dihentikan akibat COVID-19.

Randy “Dreamocel” Muhammad Sapoetra

Jika ada pertanyaan mengenai siapa pemain carry Dota 2 terbaik di Indonesia, nama Randy “Dreamocel” Muhammad Sapoetra akan berada di daftar teratas. Pemain berusia 22 tahun ini sudah menjadi bagian dari tim Dota 2 BOOM Esports sejak pertama kali berdiri pada akhir Januari 2017.

Seperti dikutip dari Liquipedia, dari jajaran roster Dota 2 BOOM Esports saat ini, selain Dreamocel masih ada nama Saieful “Fbz” Ilham yang sudah membela tim ini sejak awal berdiri. Namun sang offlaner sebelumnya sudah pernah membela tim profesional lainnya, Pandora Esports.

Sama seperti Khezcute, Dreamocel bisa dibilang sebagai one man club hingga saat ini karena sebelumnya tidak tercatat pernah bermain bersama tim profesional lainnya.

Sejak pertama kali bergabung, posisi Dreamocel sebagai carry seakan tidak tersentuh oleh pemain lain. Ia sempat mengajukan diri untuk bermain sebagai support saat tim kembali kedatangan Muhammad “inYourdreaM” Rizky di awal DPC 2019-2020, tetapi posisinya dikembalikan karena merasa kesulitan untuk melakoni role tersebut dan bertukar dengan inYourdreaM.

BACA JUGA: Tips dan trik T1.Jhocam untuk menjadi roamer handal