Dalam sebuah permainan, ada satu momen di mana sebuah tim merasa tidak akan bisa memenanginya yang disebabkan oleh beberapa hal. Ketimbang membuang waktu untuk memainkannya, maka pilihan untuk Surrender alias menyerah adalah pilihan terbaik.

Situasi di mana sebuah tim tidak bisa meraih kemenangan dalam pertandingan bisa disebabkan oleh banyak hal. Beberapa keadaan seperti koneksi rekan setim terputus, bahkan hingga menjadi AFK di awal permainan. Hal ini membuat permainan menjadi tak seimbang dan merugikan pemain lainnya.

Penambahan tombol Surrender sebagai opsi ini juga telah digunakan oleh game-game besar lainnya, seperti Counter-Strike: Global Offensive (CS: GO), Dota 2, League of Legends, dan Mobile Legends.

Terlebih di game Valorant, sebuah permainan bisa terus bertahan dan berlangsung untuk waktu yang cukup lama. Jadi, Riot Games sebagai developer telah memutuskan untuk memberikan kebebasan kepada para pemain untuk memilih meneruskan permainan atau berhenti.



Melalui sebuah wawancara baru-baru ini dengan ESPN Esports, tim developer dari Riot Games, Anna Donlon dan Joe Ziegler, telah menjelaskan opsi Surrender untuk Valorant. Mereka mengonfirmasi bahwa untuk sementara waktu opsi untuk menyerah belum akan tersedia saat game ini rilis pada Rabu (3/6/2020) dan akan segera menjadi kenyataan dalam waktu dekat.

“Sebenarnya ada dua masalah yang ingin saya bahas. Kami sudah begitu keras dalam memberikan hukuman AFK, tetapi kami ingin memastikan bahwa jika itu benar-benar terjadi, sebuah tim dapat mengambil keputusan dari situasi tersebut atau tetap ingin memainkan sisa pertandingan,” ucao Ziegler kepada ESPN Esports.

Tanggal pasti kehadiran opsi Surrender ini masih belum dijelaskan. Namun, setidaknya kini jaminan bahwa tombol tersebut akan segera dihadirkan sudah diungkapkan. Riot Games pun tentu akan terus berusaha membuat para pemain senang memainkan game FPS baru mereka tersebut.

BACA JUGA: Selama closed beta Valorant, Riot Games telah perbaiki 1.254 bug dan ban 10.000 akun