Walaupun Phantom Assassin (PA) tidak memiliki pick rate tinggi di pro-game Dota 2, hero ini cukup populer di kalangan pemain pub. PA sangat menyenangkan dan mudah dimainkan, tetapi yang lebih penting, dia bisa sangat efektif.

Kelemahan dari Phantom Assassin adalah dia membutuhkan cukup banyak waktu sebelum dia dapat mulai memberikan dampak yang diperlukan untuk timnya. Namun, begitu dia menyelesaikan item utamanya, sangat sulit untuk menghentikannya.

Sama seperti carry melee Dota 2 lainnya, build item paling standar untuk Phantom Assassin adalah Quelling Blade, x2 Iron Branches, x6 Tango, dan Slippers of Agility.


Early Game


Tahap early game sangat krusial untuk carry Dota 2. Namun fase ini bisa sangat sulit bagi Phantom Assassin. Ia tidak memiliki damage yang besar dan mungkin memiliki masalah dalam last-hit. Syukurlah, Phantom Assassin memiliki skill luar biasa bernama Stifling Dagger. Skill ini membantunya untuk mendapatkan last-hit dan membantunya memberikan tekanan pada offlaner musuh.

Phantom Assassin sangat bergantung pada itemnya dan tidak terlalu kuat di tahap awal game. Jika tim musuh mulai memberikan tekanan pada lane kalian, kalian harus segera meninggalkannya dan melakukan rotasi ke offlane atau ke jungle. Tujuan kalian adalah mendapatkan Battle Fury secepat mungkin. Lakukan farm dengan sangat seefisien, kalian bisa menggunakan skill Blur untuk farm di ancient creep.

Phantom Assassin berpotensi berpartisipasi dalam team-fight di awal game, dengan catatan harus bisa memastikan untuk tidak mati. Berikan perhatian maksimal pada posisi kalian dan jangan terlibat dalam pertarungan yang terlalu agresif. Setiap kematian akan memperlambat farm kalian secara signifikan.


Mid Game


Tahap ini dapat digambarkan sebagai 80 persen farm, 20 persen fight. Farm tetap harus menjadi prioritas tertinggi. Bergabunglah dalam team-fight hanya jika diperlukan, atau jika kalian dapat membunuh dengan mudah. Selesaikan item Battle Fury, lalu gunakan untuk farming lebih cepat.

Analisis draft musuh dan situasi pertandingan untuk menentukan item selanjutnya. Jika tim kalian kalah dan sangat membutuhkan kalian untuk ikut bertarung, kalian harus membeli Black King Bar sebagai item utama selanjutnya. Jika permainan berjalan seimbang atau tim memimpin, maka kalian dapat memilih Desolator tanpa ragu.

Setelah mendapatkan Deso, minta tim untuk menggunakan Smoke of Deceit dan memulai team-fight, idealnya di sekitar Roshan. Bermodalkan Desolator dan skill Coup De Grace, kalian dapat menghancurkan Roshan dengan cepat. Aegis of the Immortal akan membuat kalian jauh lebih kuat dalam pertarungan selanjutnya.

Terus farm secara efektif, gunakan Blur untuk melakukan split-push dan membuat rotasi yang tidak terduga.

Phantom Assassin agak bergantung pada rekan satu timnya, karena dia tidak memiliki kemampuan disable. Inilah mengapa sangat penting bagi PA untuk menjaga komunikasi yang baik dengan rekan satu tim dan bermain di sekitar mereka.



Late Game


Gameplay Phantom Assassin di tahap akhir game sangat standar, tidak sekompleks carry Dota 2 lainnya. Bermainlah di sekitar rekan satu tim, cobalah untuk tidak keluar dari posisi. Pastikan lane tetap didorong, karena ini akan memberi tim kendali map.

Fokus pada bermain di sekitar objektif utama seperti Bounty Rune, Roshan, Tower dan Barrack.

Perhatikan baik-baik posisi kalian dalam pertarungan, jangan gunakan Phantom Strike terlalu agresif. Pada tahap late game, kemungkinan besar kalian hanya memiliki 5 detik durasi di Black King Bar. Inilah mengapa kalian perlu menggunakan item ini dengan tepat.

Saat kalian mengepung atau mempertahankan markas, cobalah untuk menggunakan Stifling Dagger sesering mungkin. Dengan bantuan skill Coup De Grace, ini dapat memberikan kalian kill yang mudah dan memperbesar peluang menang dalam team-fight.


Kisah Phantom Assassin


Kredit: Valve

Ada sekelompok anak yang dipilih untuk diasuh oleh Sisters of the Veil, sebuah ordo yang menganggap pembunuhan sebagai bagian sakral dari tatanan alam. Sisters of the Veil memilih target mereka melalui meditasi. Mereka tidak menerima kontrak, dan tidak pernah membunuh target karena alasan politik atau sebagai tentara bayaran. Pembunuhan mereka tidak ada hubungannya dengan agenda apa pun.

Siapapun target mereka, mulai dari raja hingga petani tidak akan lepas dari jeratan. Mereka memperlakukan targetnya sebagai korban, dan kematian di tangan mereka dianggap suatu kehormatan. Dibesarkan tanpa identitas, Phantom Assassin mana pun dapat menggantikan yang lain; nomor mereka tidak diketahui. Mungkin ada banyak, mungkin sedikit. Tidak ada yang diketahui tentang apa yang ada di bawah Phantom Veil.

Tapi satu ketika seorang Phantom Assassin ditugaskan untuk membunuh Oracle. Ketika ia bertemu dengan targetnya, ia terkaget mendengar Oracle mengucapkan “Mortred” nama dari Phantom Assassin tersebut. Oracle juga mengaku tahu semua target yang telah Mortred bunuh, kemudian ia memberikan sebuah senjata yang kuat bernama Manifold Paradox, sebilah pedang yang mampu menyayat ruang dan waktu, dengan catatan Mortred harus mengeliminasi semua target Oracle. Sejak saat itu, keduanya bekerjasama.

BACA JUGA: Mengenal Bloodseeker, offlaner Dota 2 yang beralih peran dari carry