Pemain dan talent Dota 2 utarakan kekecewaan atas keputusan Valve soal DPC dan TI10

Beberapa waktu lalu Valve Entertainment sebagai developer dan penyelenggara esports Dota 2 seperti Dota Pro Circuit (DPC) dan The International (TI) telah mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya belum tahu kapan akan kembali menggelar kedua ajang tersebut. Hal ini telah memicu reaksi negatif dari para pelaku esports Dota 2.

In following how the pandemic has been developing globally, the recent increase in the unpredictability of COVID-19 means we can’t yet commit to new dates for TI10 and the DPC. We share your eagerness in returning to these events, and will announce updates as soon as we can.
— DOTA 2 (@DOTA2) August 25, 2020

“Melihat bagaimana pandemi telah berkembang secara global, peningkatan ketidakpastian atas COVID-19 baru-baru ini membuat kami belum dapat berkomitmen menetapkan tanggal baru untuk TI10 dan DPC,” tulis ofisial Valve melalui akun Twitter resmi Dota 2.

Cuitan tersebut mengundang banyak komentar negatif dari komunitas Dota 2 yang sebagian besar mempertanyakan komitmen dari Valve, setidaknya untuk menyelenggarakan turnamen-turnamen tersebut secara online.

Hal ini ditunjukkan oleh salah satu talent Dota 2, Kyle “Kyle” Freedman, pada turnamen WePlay! OMEGA League yang mempertemukan Team Liquid vs 5Men. Ia secara blak-blakan mengutarakan kegelisahannya, meski sadar dapat mengancam kariernya sebagai analis/caster Dota 2.

Kyle mengutarakan rasa frustrasinya kepada Valve karena kurangnya informasi konkret mereka tentang gelaran DPC. Ia juga membandingkannya dengan sirkuit esports profesional dari game lain seperti League of Legends, Rocket League, dan Call of Duty yang tetap melanjutkan pertandingan dengan cara online.

Jurnalis esports untuk ESPN, Tyler “TheEsportsWriter” Erzberger, bisa disebut sebagai sosok pertama yang mengomentari kegelisahan Kyle. Disambung oleh komentar dari jurnalis dan esports insider lainya, Rod “Slasher” Breslau, yang ikut membandingkan kebijakan yang diambil Valve dengan Blizzard atau Riot Games.

It's actually crazy that the Dota 2 community invested $100 million+ with the TI Compendium and Valve is just ignoring the entire esports scene. No online leagues. No poll partnering with third-party orgs. No concrete plans for when TI will even take place or how

That SUCKS
— The Esports Writer (@FionnOnFire) August 31, 2020

Valve always seems to escape major scrutiny for their historically non-existent support of esports and inattention to its own games (CSGO, TF2, even Dota now) because Blizzard, Riot, Epic are easier targets. Valve game communities deserve so much better https://t.co/HYpeCqELFo
— Rod Breslau (@Slasher) August 31, 2020

Dari sisi pemain, eks pro player Peter “PPD” Dager, Dominik “Black ^” Reitmeier, dan banyak lagi juga mengutarakan kegelisahan yang sama dengan menyebut “gairah untuk bermain game ini telah hilang”.

Sometimes dota is the best and other times its the worst.
— Peter Dager (@Peterpandam) August 31, 2020

Menurut liga online Regional DPC yang telah diresmikan oleh Valve awal 2020, liga regional dari DPC baru akan dimulai pada Oktober 2020, di mana turnamen majornya akan segera berlangsung pada Desember 2020. Namun, sepertinya hal ini tidak akan terjadi lagi.