Major merupakan salah satu turnamen paling berngaruh dan bergengsi di sepanjang sejarah esports Dota 2 yang lahir sejak enam tahun lalu, tepatnya pada tahun 2015.

Meski awalnya hanya dibuat sebagai serangkaian turnamen musiman sebelum menggelar hajat terbesar, “The International”, kompetisi ini telah melalui banyak revisi dan berevolusi menjadi turnamen bergengsi. Hingga saat ini, hanya delapan tim yang pernah memenangkan Major.

Sejak diperkenalkan, total 21 Major telah digelar. ONE Esports Singapore Major yang akan datang bakal menjadi perhelatan ke-22. Major pertama kali berlangsung di Frankfurt, Jerman, enam tahun lalu.

Dota 2, Frankfurt Major
Kredit: Liquipedia

Turnamen ini menampilkan 16 tim terbaik dari seluruh dunia, termasuk juara bertahan TI5, Evil Geniuses. Delapan tim menerima undangan langsung ke turnamen, termasuk para raksasa seperti Evil Geniuses, Team Secret, Virtus.pro, Vici Gaming, dan LGD Gaming.

Namun, di luar nama-nama besar tadi, ada satu tim yang berjuang melalui jalur kualifikasi dan akhirnya mencuri perhatian karena prestasi yang mereka raih merupakan sebuah kejutan menakjubkan.

OG

OG terdiri dari veteran Dota 2 Johan “N0tail” Sundstein dan Tal “Fly” Aizik, dan bintang baru Amer “Miracle-” Al-Barkawi, David “MoonMeander” Tan, dan Andreas Franck “Cr1t-” Nielsen.

Sebelum Frankfurt Major, pencapaian terbesar tim ini hanya finis ke-3/-4 di MLG World Finals LAN. Frankfurt Major akan menjadi turnamen LAN kedua bagi OG.

Pada saat itu, analis tahu OG berpotensi untuk melangkah jauh tetapi tidak ada yang menyangka mereka bisa menundukkan favorit turnamen seperti Team Secret dan Vici Gaming. Bahkan Moonmeander sendiri menyebutkan dalam sebuah wawancara bahwa timnya ragu mereka akan mampu memenangkan Major.

“Saya tidak benar-benar ingin mengatakan saya mengharapkan kami menang karena itu kedengarannya sangat sombong, tapi saya pikir kami bisa menjadi salah satu tim terbaik suatu saat nanti, bukan sekarang,” kata Moonmeander.

OG.Moonmeander Frankfurt Major Interview
Screenshot oleh Danelie Purdue/ ONE Esports

Lebih buruk lagi, saat itu OG masuk ke dalam Grup B bersama Vici Gaming, Vega Squadron, dan Team Unknown, yang digadang-gadang sebagai grup neraka.

OG sangat kewalahan di penyisihan grup dan hanya bisa finis di tempat ketiga, kalah dua kali dari Vega, dan nyaris gagal lolos playoff jika saja kalah melawan Team Unknown di pertandingan terakhir.

Di babak playoff, OG harus mulai dari Lower Bracket, yang berarti satu kekalahan saja akan membuat mereka tereliminasi. Tidak akan ada kesempatan kedua.

Dalam pertandingan pertama OG, mereka mengalahkan superstar SEA Fnatic dan Mineski, masing-masing dengan kemenangan cepat 1-0 dan 2-0. Namun pada saat itu, SEA Dota tidak dianggap sekuat sekarang, dan banyak yang memprediksi OG bisa meraih hasil ini.

Namun di ronde ketiga, OG menghadapi ujian sesungguhnya kala berjumpa dengan favorit asal CIS, Virtus.pro. Pertandingan ini berakhir dengan kemenangan 2-1 untuk OG, berkat penampilan luar biasa Fly dan Moonmeander di game ketiga.

Di tahun tersebut, Virtus.pro dikenal karena kecepatan early game mereka dan gemar menekan lawan sejak awal untuk membangun keunggulan cepat. Mereka mampu melakukan ini melawan OG di game dua, namun, OG membalikkan keadaan di game ketiga.

Setelah menumbangkan VP, OG mendapatkan momentum lalu mengalahkan CDEC 2-0 di pertandingan berikutnya, mengamankan posisi empat besar di Frankfurt Major. Penggemar terpesona oleh sinergi mengesankan tim dan gaya nyentrik yang berpusat pada kombo Io + Tiny.



Dota 2, OG, Victory at Frankfurt Major
Screenshot oleh Danelie Purdue/ ONE Esports

Sejak saat itu, OG terus membuat keajaiban dengan memulangkan harapan terakhir region China, EHOME, dan juara TI5, Evil Geniuses, dengan skor 2-1.

Di laga puncak, mereka sudah ditunggu oleh tim raksasa lainnya, Secret. Strategi tim yang dipimpin “Puppey” kala itu adalah memperlambat permainan sehingga Jacky “EternaLEnVy” Mao mengumpulkan item di tahap late-game. Tetapi OG mengetahui hal ini dan menyiapkan strategi khusus.

Secret tak mampu meladeni tempo cepat OG sehingga mengakui kekalahan dengan skor 3-1 dan harus merelakan trofi Dota Major pertama.

Nama mereka sekarang terukir selamanya dalam sejarah Dota 2, kemenangan OG tercatat sebagai perjuangan Lower Bracket terbaik sepanjang masa.

Tentunya ini baru awal dari dominasi OG di dunia Dota 2. Sejak itu, tim tersebut mengklaim tiga lagi gelar Major serta back-to-back TI pada 2018 dan 2019, menjadikan OG tim pertama yang memenangkan dua TI.

Dota 2, Frankfurt Major, Notail, Fly, Moonmeander
Screenshot oleh Danelie Purdue/ ONE Esports

Susunan pemain OG telah berubah selama bertahun-tahun tetapi N0tail terus memimpin timnya menuju kemenangan. Mengingat Major pertama dari DPC 2021 sudah dekat, akankah kita melihat OG berkuasa sekali lagi?

BACA JUGA: Klasemen DPC 2021 Asia tenggara di pekan keempat