Pertandingan babak playoff ONE Esports Dota 2 SEA League telah dimulai dan dimulai, di mana pada pertandingan pertama mempertemukan Fnatic dengan Neon Esports di upper bracket. Pertandingan ini berlangsung ketat dramatis.

Pada pertandingan yang digelar secara online pada Rabu (15/7/2020) ini berakhir untuk kemenangan Fnatic dengan skor 2-1. Sempat tertinggal di game pertama, Djardel Jicko “DJ” Mampusti dkk berhasil bangkit untuk merebut dua game berikutnya.

Pada pertandingan ini, pemain Support di Posisi 4 Fnatic, Djardel Jicko “DJ” Mampusti, berhasil menjadi bintang kebangkitan timnya dengan permainan luar biasa di dua game terakhir.

Game pertama

Pada game ini, Fnatic tampil dengan strategi empat-melindungi-satu yang dipimpin oleh Spectre dari Nuengnara “23savage” Teeramahanon. Sama seperti pertemuan mereka sebelumnya di babak grup, agresi Neon Esports kembali terbukti sukses untuk menghentikan line-up hero Fnatic yang memiliki pace lebih lambat.

Game kedua

Di babak kedua ini, Fnatic kembali menggunakan strategi empat-melindungi-satu andalan mereka. Kali ini dengan 23savage menggunakan Phantom Lancer. Fnatic memiliki awal permainan yang jauh lebih baik ketimbang sebelumnya dan mampu memegang kendali sejak menit pertama, tetapi Neon Esports sempat bangkit berkat permainan Andrei “Skem” Ong yang menggunakan Terrorblade.

Neon Esports sempat memiliki peluang untuk menyingkirkan Fnatic ke lower bracket pada game kedua ini setelah sukses mengepung markas Fnatic pada menit ke-44. Namun hal tersebut berhasil diatasi berkat pertahanan hebat dan kombo dari DJ yang menggunakan Rubick serta Anucha “Jabz” Jirawong dengan Grimstroke-nya melepas yang ditujukan kepada Queen of Pain milik Erin Jasper “Yopaj” Ferrer.

Setelah itu DJ kembali muncul sebagai pahlawan tim dalam team-fight besar yang sangat menentukan di sekitar Roshan pit. Sebagai support, ia berhasil menyelamatkan hero carry timnya sebelum Fnatic melakukan tekanan ke markas Neon Esports untuk menghancurkan semua tower dari jalur bottom lane tanpa bisa lagi dibendung. Skor pun berubah menjadi 1-1.



Game ketiga

Pada game keiga, Fnatic kembali menggunakan strategi empat-melindungi-satu, kali ini dipimpin oleh Anti-Mage dari 23savage. Dengan support dari DJ yang menggunakan Puck, ia mampu membuat beberapa permainan besar setelah mendapatkan Aghanim’s Scepter dengan cepat, bahkan ketika Neon Esports mampu mengendalikan permainan di midlane.

Sejak menit pertama, Neon Esports mampu unggul dalam hal kill dan net worth. Meski Fnatic kalah jauh dalam hal skor kill, tetapi mereka mampu mempertahankan jarak net worth tak lebih dari 4.000 gold.

Aghanim’s Scepter untuk Puck yang dibeli oleh DJ pun terbukti sangat penting bagi Fnatic dalam setiap team-fight yang mampu mengubah permainan. Item tersebut membantu DJ bertahan dari inisiasi Neon Esports menggunakan Smoke of Deceit, kemudian mengunci Riki milik Skem dengan ultimate-nya, Dream Coil.

Neon Esports sempat melakukan inisiasi perang dengan menggunakan smoke dan mendapatkan satu anggota Fnatic. Namun hal tersebut justru berujung petaka bagi mereka karena anggota Fnatic lainya dengan sigap datang dan melibas semua pemain Neon Esports hingga memastikan kemenangan 2-1 jelang laga memasuki menit ke-44.

Dengan kemenangan ini, Fnatic berhasil melangkah ke final upper bracket ONE Esports Dota 2 SEA League dan memastikan mereka finis di posisi tiga besar.

Kemenangan ini juga berhasil menjadi pembalasan atas kekalahan yang diterima Fnatic dari Neon Esports dengan skor 0-2 di fase penyisihan grup.

BACA JUGA: Inilah bracket playoff ONE Esports Dota 2 SEA League