Meskipun Asia Tenggara (SEA) selalu menjadi rumah dari penggemar paling bersemangat di ranah Dota 2, tetapi region ini tidak selalu menjadi pusat perhatian. Namun hal tersebut bisa dibilang telah berubah, terutama sejak 2019.

Hal ini disebabkan oleh munculnya beberapa tim Dota 2 tier 1 dari Asia Tenggara yang sukses menjadi sorotan dan tampil secara konsisten saat berhadapan dengan tim-tim besar dari region lainnya. Sebut saja TNC Predator yang sukses tampil mengejutkan dengan menjuarai turnamen major pertama pada DPC 2019-2020, MDL Chengdu Major.

Kemunculan tim-tim ini telah membawa mereka ke garis terdepan dalam scene Dota 2, menghasilkan banyak momen dramatis, kontroversi, dan headline, meski beberapa di antaranya terbilang cukup aneh.

Ada banyak hasil pertandingan yang cukup mengejutkan sempat terjadi atau dialami oleh tim-tim papan atas Asia Tenggara. Berikut lima momen pilihan dari beberapa kejadian paling mengejutkan dari tim-tim Asia Tenggara, setidaknya sejak 2019:

“GG Call” mengejutkan dari Boom Esports di Bucharest Minor

Apa yang dilakukan oleh BOOM Esports (BOOM ID saat itu) mungkin bisa dibilang sebagai salah satu kesalahan paling membingungkan dalam sejarah Dota 2. BOOM Esports melakukan “GG Call” alias mengakui keunggulan lawan sebelum permainan benar-benar berakhir, ketika mereka akan memenangkan permainan dan harus kalah karena hal tersebut. Terdengar aneh? Memang sangat menyakitkan untuk disaksikkan.

Hal ini terjadi di Bucharest Minor 2019, ketika BOOM Espots tengah berjuang untuk bisa terus bertahan di dalam turnamen. Berada di bawah tekanan, BOOM Esports mendapatkan permainan yang sesuai dengan keinginan mereka, tetapi lawan mereka, Team Team, memiliki susunan hero yang tangguh fase lategame dan berhasil melakukan comeback terakhir.

Suatu ketika, BOOM Esports terlibat dalam sebuah team-fight yang membuat mereka berada dalam kondisi kritis. Ketika hero-hero mereka berhasil dijatuhkan, tanpa disadari creep BOOM Esports melakukan tekanan ke markas Team Team hingga berhasil menghancurkan tower keempat dan Ancient dalam kondisi kondisi kritis.

Namun, BOOM Esports tak menyadari akan hal ini dan kehilangan hero-hero mereka sebelum para creep menyelesaikan pekerjaan mereka untuk menghadirkan kemenangan. Baru setelah pertandingan berakhir, mereka menyadari kesalahan ini. Banyak yang menyebutnya bahwa hal ini sebagai kesalahan terbesar dalam sejarah Dota 2.

Terjangan topan membuat Cignal Ultra terputus dari kualifikasi Leipzig Major

Kejadian yang terduga harus dialami oleh Cignal Ultra dalam pertandingan penting di kualifikasi Leipzig Major DPC 2019-2020. Mereka harus merelakan peluang meraih satu tempat ke main event turnamen major akibat terjangan topan.

Dalam pertandingan perebutan tempat terakhir menuju Leipzig Major, Cignal Ultra harus berhadapan dengan tim sesama Filipina lainnya, TNC Predator. Dalam kedudukan 1-1, keduanya membutuhkan satu kemenangan lagi di game ketiga untuk tampil di main event.

Namun, tidak ada yang dapat memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Pada game ketiga, tiba-tiba koneksi internet seluruh pemain Cignal Ultra terputus akibat terjangan topan. Setelah menunjukkan sportifitas selama 25 menit, TNC Predator diizin oleh admin game untuk melanjutkan permainan. Cignal Ultra pun harus kehilangan kesempatan mereka untuk lolos ke turnamen Major.



Kuku berpisah dengan TNC Predator

Superstar Dota 2 Filipina, Kuku, yang begitu dicintai dan dipuja oleh banyak orang, meninggalkan TNC Predator yang telah i abela selama lebih dari 3 tahun hingga September 2019. Sejak ia bergabung, Kuku telah memainkan peran penting dalam kesuksesan TNC Predator.

Kemampuan mekanik mentahnya yang dikombinasikan dengan semangat khas Asia Tenggara membuat TNC Predator berhasil menjuarai banyak turnamen LAN regional SEA dan mulai mengikuti kualifikasi untuk turnamen internasional. Selin itu, Kuku juga merupakan anggota terakhir dari tim TNC Predator yang masih tersisa saat membuat sejarah di TI6 usai mampu menyingkirkan OG.

Kehadiran Kuku juga membuat TNC Predator menjadi tim yang awalnya sama sekali tidak diperhitungkan menjadi begitu menakutkan hingga berhasil memenangi hadiah sebesar US$800.000 di WESG 2016.

Puncaknya, Kuku seakan melakoni “semua role” yang ada di dalam tim. Kuku menjadi andalan utama, meng-carry timnya, menjadi kapten, dan pemberi instruksi di dalam tim. Kepergiannya pasti akan begitu diingat oleh penggemar TNC Predator untuk beberapa tahun ke depan. Kini Kuku membela Geek Fam.

Performa stabil dari Fnatic sebelum menurun dengan cepat

Fnatic memulai tahun 2019 dengan gemilang setelah berhasil finis di posisi ke-6 di The Chongqing Major. Meski tak menjadi juara, hasil ini menunjukkan banyak harapan dalam proses pembentukkan tim mereka.

Namun, ini bukan sesuatu hal yang baru. Sering kali tim-tim asal SEA yang terlihat bermain bagus, tetapi mereka tidak pernah bisa bersaing dengan tim-tim besar dari region lainnya untuk menjuarai turnamen.

Namun di DreamLeague Season 13 Major yang diadakan pada Maret 2019, Fnatic menampilkan performa yang luar biasa setelah hanya kehilangan satu pertandingan di fase grup. Mereka mampu berbicara banyak di babak playoff, bahkan mengalahkan pemimpin DPC, Virtus.Pro, untuk mengamankan posisi ke-3 dan lolos ke TI9.

Akan tetapi, setelah itu Fnatic mengalami kemunduran yang tak terduga. performa mereka benar-benar merosot dalam beberapa bulan berikutnya. Mereka hanya bermain di tiga turnamen setelah DreamLeague Major tersebut dan selalu finis di posisi terakhir di setiap turnamen yang diikuti.

Kemenangan TNC Predator di MDL Chengdu Major

MDL Chengdu Major bisa dibilang sebagai salah satu momen paling berharga bagi per-Dota-an Asia Tenggara. Menjadi turnamen major pertama pada DPC 2019-2020, secara mengejutkan berhasil memunculkan nama wakil Asia Tenggara, TNC Predator, sebagai juara. Hal ini pun menjadi sejarah tersendiri bagi SEA.

Namun, keberhasilan TNC Predator ini bukan sebuah kebetulan atau tanpa proses. Sebelumnya mereka berhasil mendominasi ESL One Hamburg 2019 beberapa pekan sebelumnya. Selain itu TNC jug amenjuarai WESG 2019: SEA Finals dan menjadikan gelar di turnamen sebagai yang ketiga secara beruntun bagi mereka.

TNC Predator memulai turnamen secara luar biasa, dengan hanya mengalami satu kekalahan penting di Winners Bracket Finals. Disebut penting karena kekalahan ini seakan menjadi trigger bagi mereka untuk makin menunjukkan keuletan dan ketahanan mereka dalam bermain.

Mereka berhasil lolos ke grand finals dan mengalahkan Vici Gaming dengan skor 3-1. Hasil ini pun membuat TNC Predator sukses menjadi tim Filipina pertama yang mampu menjuarai turnamen Major DPC.

BACA JUGA: Wawancara eksklusif dengan Yopaj – Neon Esports baru bermain bersama beberapa pekan lalu