Call of Duty: Mobile telah menginjak usia satu tahun kemarin. Dan ternyata game ini telah menghasilkan sekitar US$480 juta (Rp7,12 triliun) di tahun pertama keberadaannya.

Game ini telah diunduh sekitar 270 juta kali melalui Google Play Store dan App Store. Amerika Serikat menyumbang 50 juta unduhan, sementara Brasil dan India masing-masing menempati posisi kedua dan ketiga dalam hal jumlah unduhan.

Kredit: Sensor Tower

Mengenai pendapatan, menurut Sensor Tower, Amerika Serikat menjadi pasar terbesar untuk game tersebut. Hampir 45 persen dari total pendapatan global game berasal dari negara Amerika Utara saja. Jumlah ini berkisar di angka US$215 juta.



Call of Duty: Mobile menempati peringkat ketiga dalam hal pendapatan game shooter antara 1 Oktober 2019 hingga 30 September 2020. PUBG Mobile dan Fortnite Mobile berada di depannya. Game tersebut kemungkinan akan mengambil alih posisi Fortnite karena saat ini game tersebut sudah berhenti menerima update di perangkat Apple mengingat sengketa hukum yang masih berlangsung antara pengembangnya, Epic Games, dan Apple.

Faktor lain yang mendukung kemungkinan terus berlanjutnya kesukesan Call of Duty: Mobile adalah fakta bahwa game tersebut akan segera dirilis di China, negara yang diakui sebagai pasar gamer terbesar di dunia. Menurut analis senior di Niko Partners, Daniel Ahmed, game tersebut telah disetujui oleh regulator game negara dan akan menjalani tes akhir pada 20 Oktober. Ini pasti akan memberikan dorongan besar pada total pendapatan game.

Activision akan menghadirkan update besar untuk CoD: Mobile akhir bulan ini untuk merayakan ulang tahun pertama game tersebut. Update akan dirilis bersamaan dengan datangnya Season 11, yang akan dimulai pada pertengahan Oktober. Sayangnya konten update ini masih dirahasiakan.

BACA JUGA: Paul Pogba bergabung dengan tim sepak bola fiksi di CoD: Warzone